Perbincangan terkait Pilkada 2024, mayoritas membahas tentang Pilkada DKI Jakarta. Sehingga apapun yang terjadi di ibukota selalu dikaitkan dengan konstalasi politiknya menyangkut bagaimana Gubernur Anies dan siapa yang akan melawan Anies. Hal ini boleh jadi karena Gubernur DKI berada dalam pusaran politik yang tak dapat dilepaskan dengan konstalasi politik nasional (Pilpres).
Selain itupula, DKI Jakarta sangat dekat dengan pusat pemberitaan media, baik televisi, media cetak maupun online, serta literacy digital warganya yang lebih massif dan aktif.Â
Perbincangan politik menyangkut Pilkada dKI selalu menarik dan mendengung dengan aktifitas para penggaung atau pendengung (buzzer) dari masing-masing kekuatan politiknya. jagat medsos apatah itu facebook, twitter, instagram dan WAG selalu riuh dengan perbincangan.Â
Sosok Anies menjadi daya tarik perbincangan, kiprah dan kinerjanya sebagai incumben gubernur tentu saja selalu menjadi sorotan. Apalagi ada peristiwa semacam Banjir yang kini melanda ibukota. Maka muncullah nama-nama tokoh yang diidentifikasi akan menjadi penantang Anies, sebut saja Tri Rismaharini yang baru sebulan jadi Mensos saja sudah rame dengan branding sebagai lawan Anies.Â
DKI Jakarta sebagai ibukota, memang penting. Tapi peta politik nasional juga sebenarnya tak bisa di lepaskan dari Provinsi tetangganya, sebagai penyangga utama ibukota yaitu Jawa Barat. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kami juga akan menghabiskan masa jabatannya pada tahun 2023. Dan tentu saja akan menjadi bagian dari provinsi atau daerah yang ikut dalam pelaksanaaan Pilkada serentak 2024 nanti.Â
Bagaimana Peta tokoh Jawa Barat yang kira-kira akan maju dan melawan Ridwan Kami sebagai petahana? Bagaimana hubungan dengan wagubnya UU Ruzhanul Ulum? Siapa saja kemungkinan tokoh dan elit parpol di Jawa Barat yang memiliki potensi dan peluang maju bersama atau melawan petahana?
Jika melihat peta politik hasil pileg 2019 Konstalasi di DPRD Jawa Barat, dari 120 caleg terpilih  Gerindra menjadi pemenangnya dengan 25 kursi, kemudian disusul PKS dengan 21 Kursi, lalu PDIP 20 kursi, Golkar 16 kursi, PKB 12 kursi, Nasdem 4 kursi, PPP 3 kursi, PAN 7 kursi, Demokrat 11 kursi, dan Perindo 1 kursi.Â
Lalu siapakah diantara tokoh parpol dan non parpol Di Jawa Barat yang berpeluang maju tersebut ?
1. Ridwan Kamil. Sebagai petahana Gubernur Jabar, RK dulu diusung koalisi PKB, PPP, Nasdem dan Hanura. Sampai sekarang Ridwan Kamil belum menunjukan ketegasan berlabuh di partai manakah dia. Apalagi jika nanti ada ketentuan bahwa calon kepala daerah/wakil kepala daerah harus tercatat sebagai kader parpol. Ridwan Kamil kelihatannya memiliki kinerja yang cukup baik. Aktifitasnya sebagai Gubernur Jabar terkekspose sedemikian rupa oleh berbagai platform media. Sehingga dia cukup populer, bahkan dalam beberapa release survei RK masuk radar sebagai capres bersama nama-nama lain seperti Prabowo, Ganjar, dan Anies.Â
2. Uu Ruzhanul Ulum, sebagai Wagub petahana Uu Ruzhanul Ulum merupakan kader PPP, dalam aktifitasnya saat ini, jika melihat pergerakan dan pemberitaan menunjukan hasrat dan keinginannya untuk maju sebagai calon gubernur melawan Ridwan Kamil.