Siang itu, Kamis, 18 Februari 2021, Â saya dalam sebuah perjalanan menuju satu tujuan di wilayah Kota Tasikmalaya. Â Saya sedang asyik mendengarkan lagu di radio sambil menyetir santai. Saya benar-benar menikmati suasana Kota Tasikmalaya, kota kecilku dengan berjuta kenangannya.Â
Tanpa sengaja saya melihat seorang perempuan tua dengan tubuh bungkuk berjalan tertatih di pinggir jalan, dengan alas kaki seadanya dan digusur.Â
Dia tidak berjalan diatas trotoar, tapi tepi jalan sambil di kedua tangannya menenteng keranjang plastik warna hijau dan pink sambil tas di selendangkan di tubuhnya. Â Mobil saya melewatinya beberapa meter, lalu saya menepi beberapa saat dan menunggu perempuan tua itu lewat.Â
Saya memberhentikan jalan Perempuan tua itu dan mengajaknya bicara. Namanya, Nenih, usia 68 Tahun, punya anak 2. yang satu di Bandung, yang satunya ada di Tasik. Mak Nenih Setiap Siang jualan menjajakan nasi kuning dengan cara jalan kaki menyusuri jalanan kota Tasikmalaya.Â
Saya bisa membayangkan berapa sich penghasilannya dari jualanan nasi kuning itu, mungkin tak akan lebih dari 50 ribu untungnya. tapi dalam kondisi Mak Nenih yang sudah tua begitu, berjalan membungkuk, dan menyusuri pinggiran keramaian jalan Kota, tentu sangatlah berbahaya.
Lalu dimanakah kehadiran Negara dalam hal ini pemerintah Kota Tasikmalaya. Yang tentu saja ada aparat dibawahnya baik Camat, Lurah, RW hingga RT.Â
Apakah mereka tidak mengetahui ada warganya dengan kondisi usia dan fisik seperti itu harus berjuang dengan cara berdagang yang sangat membahayakan diri dan jiwanya.Â
Sederhananya, Saya tentu membayangkan alangkah baiknya jika sang anak memelihara dan merawat Mak Nenih diusia tuanya jangan sampai masih harus berjualan seperti itu.Â
Sementara Pemerintah Daerah dalam hal ini dinas sosial terkait alangkah eloknya jika mengurus warga masyarakat yang sudah masuk dalam kategori jompo ini dengan berbagai fasilitas bantuan sosial yang menjamin kebutuhan hidupnya.Â
Keluarga harus hadir, Negara juga harus hadir. salah satunya memperhatikan rakyat seperti Mak Nenih ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H