Kalau tak ada aral melintang, PKB akan menggelar Muktamar di Bali tanggal 20-22 Agustus 2019 yang akan datang. Muktamar merupakan forum tertinggi dalam AD/ART partai yang di dalamnya akan membahas dan menetapan konstitusi organisasi partai dan menetapkan program kerja juga memilih ketua umum partai untuk periode 5 tahum kedepan.Â
Sebagai partai dengan latar belakang kelahirannya dari jamiyyah Nahdlatul Ulama, PKB memang salah satu partai "Islam" atau setidaknya berbasis massa Islam yang jelas dengan nilai-nilai religiusitas dan kebangsaannya. Jargon nasionalis religius sekaligus religius nasionalis menjadi tagline yang melekat di Partai yang kelahirannya dibidani oleh PBNU dimasa kepemimpinan alm Gus Dur beserta para kiai sepuh lainnya di NU.Â
Pada pemilu 17 April 2019 lalu PKB meneguhkan diri di urutan ke empat perolehan suaranya di bawah PDIP, Gerindra, Golkar sebagai Partai Islam atau Partai berbasis Massa Islam dengan raihan suara sekitar 13 jt lebih pemilih atau sekitar 9,6 % melebihi perolehan suara pemilu 1999 saat pertama kali PKB berdiri. Hasil ini tentu saja prestasi luar biasa dari sebuah model kepemimpinan yang baik dan teruji matang dalam memimpin partai.
Selama kepemimpinan Muhaimin Iskandar, PKB trend nya dari pemilu ke pemilu terus merangkak naik. saat PKB dipimpin Gus Dur Suara PKB di Pemilu 1999 mencapai 13.336.982 atau 12,61% .  Pada Pemilu 2004, saat partai  dipimpin Alwi Shihab PKB memperoleh hasil suara 10,57 persen (11.989.564) dan mendapatkan 52 kursi di DPR. Ketika pertama Kali Cak Imin memimpin PKB sebagai Ketua Umum Perolehan suara PKB sempat merosot pada Pemilu 2009 dengan perolehan 4.94 persen dan hanya mendapat 27 kursi di DPR.
Namun pada Pada Pemilu 2014, suara partai meningkat dua kali lipat dengan mendapatkan 47 kursi di DPR. Suara PKB pada Pileg 2014 adalah 11.298.950 atau 9,04 persen. Sedangkan pada Pileg 2019 mendapatkan 13.570.097 suara atau 9,69 persen.
Rebound perolehan suara PKB pada pemilu 2014 dan 2019 ini tak bisa dilepaskan dari strategi ciamik yang dijalankan dari kemepimpinan Cak Imin sebagai ketua Umumnya. Cak Imin telah membuktikan mampu mengembalikan suara PKB dari awal berdiri dan ikut pemilu 1999 bahkan 2019 berhasil melampauinya.
Cak Imin mampu menggerakkan segala potensi partai baik dalam menggerakan struktur mesin partai, menggerakkan kader-kader muda di tingkat DPP, DPW hingga DPC seluruh Indonesia untuk bekerja dengan sebaik-baiknya.Â
Membangun hubungan baik dengan tokoh struktural dan kultural di lingkungan Jamiyyah NU baik di PB, PW, PC hingga MWC NU, merangkul kalangan sesepuh dan ulama berpengaruh di kalangan pondok pesantren, serta secara cantik melakukan akrobat politik dengan seni tingkat tinggi seperti masa 2014 dengan memajukan para tokoh populer sebagai calon presiden yang digadang-gadang PKB, maka muncul nama Mahfud MD, Rhoma Irama. Dan Pada 2019 Cak Imin mendeklare dirinya sebagai cawapres dan itu di gerakkan serta dibunyikan merata ke seluruh struktur partai di semua tingkatan.
Maka tidaklah heran dengan strategi politik tersebut Cak Imin menyediakan panggung iklan gratis yang diperbincangkan di berbagai media baik cetak maupun elektronik. Strategi Politik bunyi-bunyian yang dilakukan Cak Imin dengan segala manuver dan langkah strategis organisasi partai berhasil mendongkrak popularitas serta elektabilitas PKB sehingga menjadi juara ke empat perolehan suara di pemilu 2019 kemarin.
Cak Imin berhasil menjaga keajegan dan soliditas struktural di semua tingkatan, kegiatan kaderisasi dalam bentuk PKP, PKM hingga ToI terus dijalankan untuk membentuk kader-kader militan hingga tingkat penggerak partai di desa dan di TPS. Penguatan ideologi partai, Menyambungkan politik Rahmatan Lil Alamiin dengan ruh juang khidmah Nahdlatul Ulama di tingkat akar rumput.Â
Kekuatan kempemimpinan Cak Imin di Partai sudah benar-benar terbukti dan teruji. Nyaris tak terdengar ada gesekan dan keretakan konflik struktural yang mengganggu. Soliditas partai benar-benar terjaga. PKB dibawah kepemimpinan Cak Imin seolah sudah khatam dengan namanya urusan penanganan konflik internal partai. karena boleh dibilang PKB adalah partai pertama yang didera konflik pasca reformasi.