Jika Pilpres dilaksanakan hari ini, saya termasuk yang percaya bahwa Jokowi akan memenangkannya. Jika melihat hasil berbagai lembaga survei, Jokowi memang merajai angka perolehannya. Saat saya berbicara dengan masyarakat dipedesaan, baik petani, tukang ojek, buruh bangunan, mereka rata-rata memang tahu tentang sosok Jokowi, dan menyukainya. Meskipun mereka tahu dan mengenalnya sepintas dari tayangan-tayangan di televisi.
Ada seorang ulama sepuh didaerah saya yang sampai bertanya dan mengkonfirmasi "Apakah betul Jokowi saat ini jadi Capres yang sedang disenangi rakyat Indonesia, dan akan memenangkan pilpres nanti?". Saya pun terpaksa menjawab dengan apa adanya, berdasar informasi dan data yang saya miliki dari bacaan dan analisa berbagai berita di cetak, elektronik dan sosial media.
Saya menjawab, bahwa rakyat saat ini terhipnotis dengan sosok Jokowi. Karena kejenuhan masyarakat melihat perilaku para politisi di tingkat pusat, yang banyak diberitakan korupsi, senang di wiwiw wiwiw jika menjalankan tugas dan berkunjung ke masyarakat dengan pengawalan yang ketat, serta terkesan berjarak dengan masyarakat.
Sementara Jokowi hadir dengan karakter polos, ndeso, gaya komunikasi yang tak berbelit-belit, berpakaian sederhana kemeja putih celana hitam dengan sepatu biasa saja. Dia blusukan secara natural, masuk gorong-gorong, tungak tengok ke titik-titik permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat Jakarta. Dan kegiatan-kegiatan tersebut masuk ke jendela-jendela kaca setiap rumah rakyat Indonesia. Ditonton warga kota dan pelosok desa. Mereka menyukainya. Mereka menyukai karena diberi tontonan, ditengah kejenuhan terhadap gaya politik politisi selama ini.
Tapi ketika PDIP membuka skenario bahwa kemungkinan paket Capres-Cawapres yang akan diusung nanti adalah " Megawati-Jokowi" sontak konstalasi opini di media mainstream dan partai Socmed pun bergerak rubah. Saya membaca survei di rmol.co dengan pertanyaan " masih layakkah Megawati jadi Capres PDIP?". maka hasilnya 81 % menjawab tidak layak, sementara 16 % menjawab layak. Lalu komentar-komentar di media online juga banyak yang sumir. Yang tadinya menyukai Jokowi dan siap mencoblos juga nanti dulu kalau Jokowi hanya jadi Cawapresnya Megawati. Jokowi leading kalau jadi Capres nya.
Saya berani mengatakan jika PDIP memasang paket capres-cawapres Megawati-Jokowi, maka meskipun di pileg unggul, di pilpres belum tentu akan memenangkannya. Paket itu akan membalikan peta politik di pilpres nanti. Boleh Jadi Prabowo yang akan leadingnya. Sementara jika partai-parti Islam menyatukan kekuatan memasang Mahfud MD, Rhoma Irama, Jusuf Kalla dipasangkan dengan Hatta Rajasa, Ahmad Heryawan, Siryadarma Ali atau tokoh Islam nasional lainnya, bisa jadi akan terjadi konstalasi politik baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H