Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Politik

2014 Rhoma Irama Nyapres ? Sungguh Terlalu!

12 November 2012   16:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:32 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pengagum Rhoma dalam hal musik, penikmat lagu-lagu dan karya besarnya yang melegenda. Tak ada yang memungkiri bahwa Rhoma Irama adalah Raja dangdut. Tapi kalau sudah menyangkut urusan kehidupan pribadinya, langkah dan rencana politiknya, saya termasuk orang yang agak menyayangkan.

Dakwahnya melalui syair lagu saya amat menyukainya, kalimatnya merakyat dan menyentuh relung sanubari. Tapi dakwah lisan dan arkan nya saya kurang begitu sreg. Rhoma Irama bagi saya pendakwah melalui media musik dan syair-syairnya yang par exellent.

Tapi akhir-akhir ini saya membaca beberapa berita di media online seputar berita rencana pencalonan Rhoma Irama dalam Pilpres 2014 nanti. Rhoma menyatakan kesediannya untuk nyapres dengan dasar dukungan para Ulama, habaib dan asatid sebagaimana yang terjadi saat pengajian di Kwitang Jakarta.

Dalam berita di Merdeka.com disebutkan bahwa alasan Pencapresan Rhoma Irama oleh beberapa Ulama dan habaib itu karena diyakini bahwa fans Rhoma begitu fanatik dengan hitungan jumlah mencapai 100 juta orang. Dan sebagaimana pula diungkapkan para fans Rhoma di Jatim, mereka juga siap mensukseskan pencalonan Rhoma Irama sebagai Capres pada Pilpres 2014 nanti.

Bagaimana kita membaca berita ini? Secara bacaan politik di negara demokrasi, hal itu tentu sah-sah saja dan wajar. Tapi secara kalkulasi politik sungguh terlalu!. Saya membaca banyak status facebook dan komentar di media-media online tersebut yang memplesetkan dan mencaci maki pencapresan Raja Dangdut ini.  Sebagai publik figur yang beberapa sisi pribadinya sudah secara terang benderang diberitakan oleh media terutama infotainment, pemunculan wacana pencapresan Rhoma Irama hanya akan menambah hujatan dan penilaian negatif bagi beliau. Saya sebagai orang yang secara sektarianisme satu daerah dengan Beliau dan termasuk penikmat lagu-lagunya ikut sedih.

Bagaimana jadinya bangsa ini jika sampai dipimpin oleh mereka-mereka yang tidak mencerminkan track record politik yang tak bersinggungan secara intens dengan persoalan-persoalan kebangsaan dan kenegaraan. Menjadi presiden itu memimpin lebih 200 juta jiwa dengan beragam suku, agama dan ras, budaya. Bukan memimpin fans club nya semata.

Mencalonkan diri sebagai Capres adalah hak setiap individu, tapi setidaknya harus berhitung dan melihat diri di depan cermin besar. Sehingga kita bisa mempertimbangkan betul reaksi masyarakat. Sulit rasanya memupus memory masyarakat akan semua sepak terjang Rhoma Irama diluar keluarbiasaannya dalam hal bermusik. Terutama yang berhubungan dengan segala hal yang sudah masuk ranah infotainment.

Pada akhirnya kita menjadi bertanya-tanya seputar dukungan ulama itu, bagaimana ulama membaca dan menilai sosok figur yang hendak menjadi pemimpin bangsa ini. Semoga wacana ini tidak terus menggelinding ke publik, yang hanya akan menjadi wacana negatif semata. Jika saya diperkenankan memberikan masukan kepada beliau, kiranya saya akan mengatakan " Semoga Kang Rhoma Irama tidak meneruskan rencana tersebut" Dan fokus untuk kembali berdakwah di jalur musik legendarisnya.

Sandera wacana politik hanya akan semakin membuat penilaian masyarakat terhadap beliau dengan satu kata saja " Teerlaalu!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun