Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Paket Rieke-Teten "Bukan" Jokowi-Ahok

29 Oktober 2012   00:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:16 1785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Batas waktu pendaftaran calon gubernur/wakil gubernur untuk Pilgub jawa Barat akan di tutup tanggal 4 November 2012.  Semua Parpol berikut Cagub yang sudah diputuskan untuk maju masih menggadang-gadang calon wakilnya yang akan diputuskan mendampingi Cagub. PKS, Partai Golkar, PDIP dan Partai Demokrat memeang memungkinkan mengusung paket calon sendiri tanpa mesti berkoalisi dengan parpol lainnya.

Tapi yang sudah memastikan tidak akan melakukan koalisi adalah PDIP. Kabar yang beredar, PDIP kapok mengulang peristiwa Pilgub DKI Jakarta, koalisi dengan Partai Gerindra tapi yang paling banyak mendulang dampak dan manfaat politisnya justru Prabowo sebagai petinggi Gerindra. Sampai-sampai Megawati menyebutnya sebagai penumpang gelap.

Oleh karena itulah PDIP dengan percaya diri menyodorkan paket pasangan Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki, gabungan figur mantan artis yang juga seorang aktifis buruh dan gender yang menjadi politisi senayan dengan penggiat anti korupsi. Keduanya Asli kelahiran Kota Dodol Garut Jawa Barat.

Apakah pasangan Rieke-Teten merupakan pasangan ideal untuk pemimpin Jawa Barat kedepan? Apakah paket ini juga mencerminkan "Jokowi-Ahok" ala Jawa Barat?. Kelihatannya PDIP sedang mengalami euphoria kemenangan Jokowi di Pilgub DKI Jakarta. Dan ingin mengulang suksesnya di Pilgub daerah lain di Indonesia, termasuk Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tapi kekuatan figur Jokowi adalah pengecualian. Dia tak bisa di "foto copy" begitu saja.  Sosok dan karakternya muncul secara genuine, oleh karenanya tak bisa orang lain dipersepsikan atau dipaksakan dengan gaya dan karakter Jokowi.

Paket Rieke dan Teten menurut saya "bukan" dan "tidak sama" dengan paket "Jokowi-Ahok" dalam Pilgub Jabar. Ada banyak perbedaan yang begitu mencolok diantara mereka termasuk perbedaan secara realitas sosiologis masyarakat Jawa Baratnya.

Jokowi-Ahok muncul dalam Pilgub DKI dengan kondisi sosial masyarakat dan tipikal pemerintahannya yang bersifat administratif. Wilayah DKI Jakarta, walikotanya bersifat khusus tidak seperti didaerah lain, mereka diangkat oleh Gubernur. Sementara di Jawa Barat dipilih langsung oleh rakyat. Masyarakat Jakarta sudah cerdas dan melek politik serta teknologi, bersifat heterogen dengan berbagai suku, ras, agama dan budaya nusantara yang ada didalamnya.

Akses informasi begitu terbuka, jejaring sosial bekerja effektif membentuk opini dan persepsi masyarakat. Maka Jokowi pun lahir dan hadir sebagai sosok pemimpin yang memang dirindukan oleh rakyat, ditengah kejenuhan publik dengan sosok pemimpin dan pejabat yang terkesan haus kekuasaan, gagal, arogan dan koruptif. Jakarta memilih Jokowi karena kekuatan figurnya, bukan karena suka terhadap partainya (PDIP).

Sementara Jawa Barat yang terdiri dari 26 Kabupaten Kota, didalamnya dipimpin oleh para Bupati/walikota yang kebanyakan juga para politisi parpol yang berbeda-beda. Ada beberapa Kabupaten/Kota yang khas di pimpin dan dikuasai oleh kekuatan parpol tertentu, Sebagai contoh, Kabupaten Bogor, Kabupaten Tasik, Kota Tasik dipimpin oleh politisi PPP, Ciamis, Banjar, Indramayu (Golkar), Sumedang, Cirebon, Kuningan (PDIP). Fakta itu sedikit banyak akan berpengaruh terhadap suara dalam Pilgub. Karena jejaring politik yang dibentuk oleh rezim kekuasaan mereka di tingkat Kabupaten/Kota.

Selain itu Kultur masyarakt Jawa Barat masih homogen, masih terpengaruh oleh kekuatan figur tokoh agama, tokoh masyarakat di tiap daerahnya, mereka masih mengikuti saran dan anjuran pemuka agama, aparat di tingkat kampung (RT,RW,Dusun) dan desa dalam menentukan pilihan politiknya, meskipun tentunya kini sudah mulai juga sebagian masyarakat memilih dengan independen, membaca sendiri dengan dasar apa yang dilihatnya di media televisi, mereka yang sudah mulai tercerahkan dan melek politik, tapi mereka belum begitu massif.

Sementara dari sisi kekuatan figur Rieke-Teten sendiri, ada kelemahan disamping tentu kelebihan yang mereka miliki. Selain bahwa mereka "bukan" dan "tidak sama" dengan "Jokowi-Ahok", mereka juga memiliki gap psikologis dengan kultur masyarakat tatar pasundan. Masyarakat Jawa Barat dengan kultur Sundanya identik dengan kelembutan dan harmony, tak suka nabrak-nabrak persepsi umum masyarakat. Kalau dari sosok Teten gayanya masih mencerminkan Kesundaan laakh terutama dalam gaya bicaranya, tapi Rieke dikesankan terlalu liberal, suka nabrak-nabrak persepsi umum (seperti dalam kasus demo buruh, pertemuannya dengan keluarga PKI, perjuangan gendernya dll).

Kelemahan kedua Jika Rieke jadi Jabar 1 nya (calon Gubernur) maka kelihatannya di Jawa Barat masih akan mengalami kesulitan, terlepas dari beragam tafsir seputar kepemimpinan perempuan, maka dalam konteks Jawa Barat masih sangat ampuh memunculkan dalil dan argumentasi yang bersifat agama dalam menolak figur perempuan untuk menjadi pemimpin pemerintahan, belum lagi kultur " salila aya lalaki mah ulah waka ku awewe lah" atau philosofi "Suhun nanggung" dalam bab mawaris yang mencerminkan kuasa maskulinitas dengan tafsir agama yang ditarik ke ranah politik.

Persoalan ketiga paket Rieke-Teten ini kalau jadi diusung PDIP adalah keduanya tidak memiliki rekam jejak atau pengalaman sedikitpun dalam hal pengelolaan pemerintahan dan birokrasi. Keduanya selama ini bergerak di luar yang selalu berteriak mengkritisi birokrasi dan pemerintahan. Jika mereka langsung terjun dan praktek langsung, mereka pasti akan mengalami kegagapan yang serius, berbeda misalnya dengan Jokowi-Ahok yang sudah memiliki pengalaman dan rekam jejak yang bagus sebagai pemimpin pemerintahan meskipun di tingkat Kabupaten/Kota.

yang terakhir, secara geneologis, Rieke-Teten memiliki ikatan sejarah kelahiran sama-sama dari satu daerah Kabupaten, yaitu dari Garut. Mereka lahir dan besar di Kota Dodol Garut, sehingga secara bacaan politik hal itu akan dilihat sebagai amunisi tembakan. "Memangnya Jawa Barat itu Garut wungkul". Dalam hal Pilgub perlu dipikirkan cerminan asal- muasal kewilayahan sang calon. Apakah itu cerminan Pantura atau Pantai Selatan Jawa Barat. Hal itu semata untuk menjaga keseimbangan sebagaimana dalam konteks Indonesia ada keperluan figur yang mencerminkan sosok Jawa dan luar Jawa. Naif memang tapi itulah realitas politik yang terjadi.

Itulah bebrapa point yang menjadi bacaan saya, saya suka terhadap sosok Teten Masduki, alangkah baiknya jika Teten Masduki dicalonkan sebagai Cagub lalu berpasangan dengan sosok wakil yang punya rekam jejak secara bagus di pemerintahan, perlu diteropong figur Orang Jawa Barat yang saat ini berkiprah di lingkaran Birokrasi baik di pusat maupun di daerah.

Jika PDIP memaksakan paket sendiri dengan figur Rieke-Teten, maka mimpi mengulang kesuksesan sebagaimana Pilgub DKI hanyalah akan tinggal mimpi. Akan rontok oleh paket Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar atau paket Dede Yusuf-...........

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun