Persoalan ketiga paket Rieke-Teten ini kalau jadi diusung PDIP adalah keduanya tidak memiliki rekam jejak atau pengalaman sedikitpun dalam hal pengelolaan pemerintahan dan birokrasi. Keduanya selama ini bergerak di luar yang selalu berteriak mengkritisi birokrasi dan pemerintahan. Jika mereka langsung terjun dan praktek langsung, mereka pasti akan mengalami kegagapan yang serius, berbeda misalnya dengan Jokowi-Ahok yang sudah memiliki pengalaman dan rekam jejak yang bagus sebagai pemimpin pemerintahan meskipun di tingkat Kabupaten/Kota.
yang terakhir, secara geneologis, Rieke-Teten memiliki ikatan sejarah kelahiran sama-sama dari satu daerah Kabupaten, yaitu dari Garut. Mereka lahir dan besar di Kota Dodol Garut, sehingga secara bacaan politik hal itu akan dilihat sebagai amunisi tembakan. "Memangnya Jawa Barat itu Garut wungkul". Dalam hal Pilgub perlu dipikirkan cerminan asal- muasal kewilayahan sang calon. Apakah itu cerminan Pantura atau Pantai Selatan Jawa Barat. Hal itu semata untuk menjaga keseimbangan sebagaimana dalam konteks Indonesia ada keperluan figur yang mencerminkan sosok Jawa dan luar Jawa. Naif memang tapi itulah realitas politik yang terjadi.
Itulah bebrapa point yang menjadi bacaan saya, saya suka terhadap sosok Teten Masduki, alangkah baiknya jika Teten Masduki dicalonkan sebagai Cagub lalu berpasangan dengan sosok wakil yang punya rekam jejak secara bagus di pemerintahan, perlu diteropong figur Orang Jawa Barat yang saat ini berkiprah di lingkaran Birokrasi baik di pusat maupun di daerah.
Jika PDIP memaksakan paket sendiri dengan figur Rieke-Teten, maka mimpi mengulang kesuksesan sebagaimana Pilgub DKI hanyalah akan tinggal mimpi. Akan rontok oleh paket Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar atau paket Dede Yusuf-...........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H