Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Humor

(Humor) Gus Dur, Kiai, dan Pastur

5 Oktober 2012   02:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:14 1251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Jum'at menjelang akhir pekan. Awal bulan pula. Tentunya para sahabat sedang bersiap menikmati liburan dan menikmati kebersamaan dengan keluarga. Layaklah kita mensyukuri segala nikmat yang diberikan oleh Tuhan kepada kita, sekecil apapun itu.

Sambil menikmati liburan dan kebahagiaan bersama keluarga itu, sambil bersantai membuka komputer atau laptop atau alat komunikasi canggih dalam genggaman, alangkah baiknya kita menikmati salah satu cerita humor ala Gus Dur yang dikutip dari buka HOKI, humor kiai bareng kang Maman karya Mas Zaenal Muhyidin.  KH. Maman Imanul haq, adalah salah seorang kiai dari daerah Majalengka yang dikenal sangat dekat dengan alm Gus Dur.

Cerita ini mengisahkan tentang dialog seorang Kiai dengan seorang Pastur.

Suatu hari, seorang kiai duduk berdampingan dengan seorang Pastur di sebuah bis malam. Saat bus itu hendak berangkat, sang Kiai berdo'a " Bismillaahirrahmaanirrahiim...Bismillaahi majreha wa mursaha..bismillahi tawakkaltu...dst"

Sang Pastur berbisik, " Mohon maaf, pak Kiai, ini bukan bismillah, ini bis malam."

Sang Kiai tersenyum. Saat ditengah perjalanan, turun hujan nan lebat, tiba-tiba terdengar suara keras dilangit, " Haleluya!" Gumam sang pastur

" Itu bukan haleluya, Tapi halilintar," bisik kiai sambil tersebyum penuh kemenangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun