Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(FISUM) Refleks Sang Pejabat

18 Juli 2012   02:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:51 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ini Repost tulisan saya yang karena godaan mahluk bernama (FISUM) saya kirim ulang. Cerita ini juga jangan diikuti oleh siapapun, mau pejabat keq, wakil rakyat keq, maupun rakyat kebanyakan yang apalagi hidupnya melarat..heheh

Al-kisah ada seorang pejabat yang memang sering pergi ke luar kota untuk urusan kedinasan. Hampir setiap minggu, ada saja perjalanan dinas kantor yang dia lakukan. Istrinya sudah tak aneh lagi, karena menganggap bahwa sebagai pejabat eselon II wajar saja suaminya banyak berhubungan dengan jabatan struktural di level pemerintahan diatasnya. Urusan programlah, pengawalan anggaran, koordinasi dll.

Suatu malam, kebetulan sang pejabat itu ada di rumah berkumpul bersama keluarga. Dia santai menonton televisi di ruang keluarga bersama anak istrinya.

Saat selesai santai, merekapun masuk kamar untuk beristirahat. Mereka pun tidur.

Ketika terjaga dimalam hari, sang pejabat muncul syahwatnya, dia mengajak bercinta dengan sang istri. Karena jarang ada kesempatan bercinta seperti itu maka, sang istru pun larut dalam permainan hot nya di atas ranjang. Berkeringat deras dan berbunyi segala macam, Hingga mampu mencapai puncak kepuasan permainan.

Selesai bercinta, sesaat setelah istirahat, sang pejabat itu bangkit dari tempat tidur dengan hanya berbalut selimut. Dia mendekati gantungan baju belakang pintu, mengambil dompet di celana panjangnya.

Sejurus kemudian dia mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah ke istrinya.

Saat uang itu hendak diserahkan ke istrinya tersebut. Sang istri sontak sewot dan marah. baru kali ini sang suami sehabis bercinta memberikan uang beberapa lembar ratusan ribu..

” Oh jadi gini ya kelakuanmu kalau diluar, suka jajan perempuan, bercinta dan membayar pelacur..!.” Si Istri langsung keluar kamar dengan membanting pintu, sambil terus nyeroscos pada suaminya.

Sementara Sang suami yang pejabat itu, hanya melongo, bingung akan apa yang baru saja terjadi….

Untuk melihat karya peserta lain silakan menuju akun Cinta Fiksi dengan judul “Inilah Perhelatan & Hasil Karya Peserta Event Fiksi Humor

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun