Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Nobar Para Politisi Dan Philosofi Sepakbola

13 Juni 2012   04:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:02 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, Keberadaan Wasit. tak sedikit indahnya pertandingan sepakbola rusak hanya karena kepemimpinan wasit yang tidak profesional. Wasit yang berat sebelah dan banyak merugikan salah satu tim. Banyak tim sepakbola dunia yang "dikalahkan" karena peran wasit yang tidak baik itu. Di Indonesia wasit sepakbola apalagi, sampai-sampai ada wasit yang dikeroyok pemain segala.

Dalam politik keberadaan "wasit" dalam perhelatan politik sangatlah penting. Penyelenggara harus netral, wasit dalam hal ini Pengawas pemilu (bawaslu, Panwas di berbagai tingakatannya) harus juga netral dan tegas. Jangan sampai terjebak pada permainan dan keberpihakan yang hanya karena iming-iming jabatan atau uang. Plus dalam kehidupan kenegaraan kita juga peran aparat penegak hukum mulai kepolisian, kejaksaan, pengadilan, KPK harus benar-benar menjalankan peran dan fungsinya secara profesional. Karena mereka hakikatnya adalah wasit dalam pengelolaan kenegaraan di republik ini yang dijalankan oleh kekuasaan eksekutif dan legislatif.

Keempat, Dalam pertandingan sepakbola, menang kalah adalah biasa. Namanya juga pertandingan. Terkadang sepanjang pertandingan full menyerang dan menguasai permainan, tapi ternyata kejebolan dan hasil akhirnya malah kalah. Dalam politik juga mungkin bisa seperti itu. Semangat memenangkan pertarungan politik jangan sampai mendendam lama. Coba saja lihat mantan presiden Megawati dan SBY sampai menjelang habis periode kedua kepemimpinannya, masih enggan untuk sekedar salam-salaman...

Para politisi memang harus belajar philosofi permainan sepakbola. Tapi mereka jangan politisasi sepakbola. Nantinya malah kayak PSSI dan KPSI. Kalau para politisi mengambil nilai-nilai dan philosofi sepakbola, mereka akan menjalankan perannya sebagai pemain politik secara indah, sportif dan siap menang siap kalah secara nyata. Tidak hanya slogan diatas kertas. Kalau kalah langsung mengajukan gugatan ke MK.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun