Hidup memang pilihan. Tuhan sendiri menawarkan pilihan kepada kita, menjadi orang beriman atau mau menjadi orang yang kafir. Mau hidup bahagia atau menderita, di dunia maupun di kehidupan selanjutnya. Semuanya didasarkan pada pilihan-pilihan. Selain itu pula diawal penciptaan, bukankah kita dihadapkan pada sebuah pertanyaan ” Alastu Birabbikum? Bukankah Aku ini Tuhanmu? dan kita pun menjawab ” Qaaluu balaa Syahidna” Benar bahwa kami semua menjadi saksi atas KetuhananMU. Itulah sejatinya sebuah pilihan hidup.
Coba tengok dalam setiap perkembangan kehidupan anda, semenjak kecil, remaja hingga dewasa, semuanya selalu dihadapkan pada serangkaian pilihan, urusan memilih baju yang akan dipakai, memilih sekolah yang akan dijadikan tempat kita menuntut ilmu, hingga memilih pekerjaan yang akan menjamin semua kebutuhan dan mimpi-mimpi hidup kita, termasuk memilih pasangan hidup yang akan mendampingi kita hingga kakek nenek dan ajal menjemput memisahkannya.
Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dan politik sekalipun, kita dihadapkan pada kenyataan pilihan-pilihan, ya, kita harus memilih. Siapa yang kita sukai untuk dipilih, dan siapa yang kita tidak sukai untuk tidak kita pilih, baik sebagai wakil kita di lembaga perwakilan rakyat, maupun pemimpin kita mulai di tingkat Desa, Kabupaten Kota, Provinsi hingga Presiden. Semuanya memilih, termasuk saat kita pun memutuskan untuk tidak memilih, itulah pilihan kita. Semuanya tentu seiring sejalan dengan kemanfaatan berikut resiko yang harus kita hadapi.
Orang yang berani memilih adalah orang yang berani menghadapi resiko, Dia tak lagi memperhitungkan apapun pada segala sesuatu yang ada di sekitarnya, dia sepenuhnya percaya pada kesesuaian setiap perjuangan dan ikhtiar maksimal yang dia lakukan dengan turun tangannya Tuhan menentukan takdir. Tapi salah satu tanda bahwa Takdir Tuhan itu mendekat kepada kita adalah saat segenap ikhtiar syari’at telah kita lakukan. Seorang Muslim adalah orang yang “pasrah”, bukan pasrah dalam arti tak melakukan apa-apa. Pasrah ditengah segala perjuangan terbaiknya untuk menyerahkan segala hasil pada Tuhannya sebagai pemegang kuasa sepenuhnya hidup manusia.
Hidup yang menarik adalah hidup yang selalu dipenuhi dengan berbagai pilihan yang membuat daya pikir dan olah rasa kita dalam merespon pilihan itu menyamankan kita. Karena kita sejatinya diberi anugrah oleh Tuhan dalam bentuk akal dan hati, adalah untuk memilah dan memilih sebuah kebenaran atau kesalahan, baik atau buruk. Ketajaman merespon apa yang dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, ditangkap oleh indra dan dirasakan oleh hati dan pikiran, akan menentukan sejauhmana kita akan mampu menaklukan kehidupan.
Karena banyak diantara manusia, disaat dia harus memilih, dan ditawarkan sebuah pilihan, dia tidak menggunakan potensi yang Tuhan berikan padanya ” Dia diberi mata tapi tak melihat, diberi telinga tapi tak mendengar, dan diberi hati tapi tak merasa, merekalah yang diibaratkan sebagaimana binatangm bahkan lebih sesat daripadanya, Ulaa’ika kal “an’am balhum adhol”. Sungguh kemuliaan manusia sedemikian hina dina bahkan lebih sesat daripada binatang, jika dia tak mempergunakan anugrah dan kenikmatan yang Tuhannya berikan.
Pilihan untuk hidup, adalah pilihan untuk mati juga, dan mempersiapkan kehidupan selanjutnya. Setiap orang yang berani mengatakan dirinya hidup, pasti tak akan pernah merasa ketakutan dengan yang namanya kematian, karena kematian merupakan sesuatu yang pasti. Tapi Dia akan menggunakan hidupnya itu untuk menyambut kematian dengan nyaman, dengan khusnul khatimah, dan dengan perasaan ridlo dan diridhoi Tuhannya menyambut kehidupan kekalnya di Akhirat, masuk ke dalam golongan hamba-hambaNya dan masuk ke dalam sorgaNya (yaa ayyatuhannafsun muthmainnah irji’ii ilaa rabbiki raadiatan mardiyyah, fadkhulii fie ibaadi wadkhulii jannatii). Dan tak ada orang yang keadaan kembali pada Tuhannya dengan situasi seperti itu kecuali dia selama hidupnya terus berinfestasi amal kebaikan, menjalankan segala perintah-perintahnya, memberi banyak kemanfaatan, dan meminimalisir segala keburukan dan pengingkaran atas segala apa yang dilarang oleh TuhanNya.
Itulah sebabnya, Karena memang hidup ini adalah Serangkaian Pilihan-pilihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H