[caption id="attachment_171809" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Nama Kiarajangkung mungkin terdengar asing bagi para Kompasioners. Kiarajangkung memang hanyalah nama sebuah Kampung sekaligus Desa yang berada di Wilayah Kecamatan Sukahening, daerah pinggir Kabupaten Tasikmalaya. Letak sekitar 5 KM dari Jalan nasional pada titik Kecamatan Rajapolah yang berada pada kontur datar, menanjak dalam kontur ketinggian sekitar 45 derajat, tepat berada di kaki alur pegunungan Gunung Galunggung dan Cibodas Garut. Bahkan boleh di bilang Kiarajangkung ini merupakan daerah Puncaknya. Anda akan merasakan udara nan segar, cuaca dingin yang sangat dan berkabut, terlebih jika sebelumnya diawali oleh hujan. Selain itu pula, jika berada dalam titik puncak ketinggian, Anda juga akan menyaksikan view hamparan sawah nan hijau, berjejarnya bukit-bukit, dan pemandangan indahnya Gunung Syawal Ciamis. Ada yang istimewa dari Kiarajangkung ini. Meskipun letaknya berada di pelosok, tapi disana terdapat rumah-rumah seperti di daerah Pondok Indah Jakarta. Atau seperti dalam sinetron-sinetron di televisi swasta maupun film India. Megah dan terlihat wah. Mereka bukan rumah pejabat, bukan pula pengusaha yang bergerak dalam proyek-proyek besar pemerintah. Tapi mereka adalah para pengusaha "WC Umum" yang sukses. Bahkan secara berkelakar, mereka adalah para Milyarder dari hasil "kencing dan Buang air besar" masyarakat Indonesia. Ya, mereka telah melebarkan sayap usaha WC Umumnya ke sebagian besar wilayah Indonesia, terutama memang di Pulau Jawa. Lokasi usaha mereka terletak di sekitar Terminal, pasar, dan titik-titik keramaian publik lainnya. Dengan konsep usaha kontrak dengan pengelola fasilitas umum tersebut sebagai refresentasi pemerintah daerahnya. Biasanya kontrak dalam jangka waktu yang panjang. Boleh dibilang, Pengusaha Kiarajangkung sudah merajai usaha bisnis dalam hal pengelolaan investasi WC Umum. Dengan nilai investasi yang sudah milyaran rupiah, menyerap tenaga kerja ratusan orang, dan mempengaruhi tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat Kiarajangkung dan sekitarnya. Sistem usaha yang dijalankan oleh Pengusaha WC umum ini alurnya sebagai berikut: Mereka berinvestasi dengan membangun fasilitas WC umum pada titik keramaian yang menurut analisa feasibilitas dan kalkulasi bisnis memungkinkan, mereka akan mengurus izin dan kerjasama dengan pemerintahan daerah setempat. Dalam pengelolaannya, biasanya ditempatkan dua orang penunggu WC Umum dengan jam kerja 12 jam dengan sistem shift. Dan pekerjanya itu pun aplusan. Sebulan di Lokasi, sebulan di kampung. Dan para penunggu WC Umum ini rata-rata memiliki tingkat kehidupan ekonomi yang baik di kampungnya. Ternyata, dengan tarif sekali masuk WC Umum Rp. 1000, mereka mampu menggerakan ekonomi daerah (baca Kiarajangkung) dengan luar biasa. Masyarakat Kiarajangkung sudah seperti masyarakat metropolis, jangan heran, meskipun jalan kecamatan yang dilaluinya rusaknya minta ampun, namun mobil-mobil yang masuk kualifikasi mewah menjadi pemandangan biasa dari dan menuju Kiarajangkung. Disamping fakta sebagaimana diawal disebutkan, rumah-rumah mereka para pengusahanya mewah, para pekerja yang menunggu WC Umumnya juga bagus-bagus, tingkat pendidikan anak-anaknya tinggi, dan yang paling menonjol jiwa guyub sauyunan dan sosialnya juga tinggi. Mereka membuat yayasan sosial, rutin menyelenggarakan kegiatan-kegiatan amal bagi masyarakat yang masih belum beruntung, seperti beasiswa yatim piatu, santunan jompo dan membantu ketersediaan sarana pendidikan keagamaan, sarana ibadah dan lain sebagainya. Diantara pioneer usaha WC Umum ini adalah Alm H Nurjaman. Beliau sosok yang memulai dari nol usaha urusan 'buang air " ini. hingga kini mencapai ratusan titik di pulau Jawa. Usahanya tersebut diteruskan oleh sang anak H. Nur Alam. Selain itu ada juga H. Cecep serta beberapa nama lain yang kini sudah menjadi Milyarder WC Umum. Saya termasuk orang yang Alhamdulillah berkesempatan mengenal secara baik dengan mereka. Dan cerita tentang perjalanan hidup mereka sungguh memberi pembelajaran tersendiri bagi saya. Tentu kini mereka juga melebarkan sayap dalam usaha agrobisnis, pertanian dll. Itulah, Kiarajangkung, Kampung Milyarder WC Umum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H