Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi di Mata Seorang Ibu Rumah Tangga

3 Juni 2014   02:30 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:47 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Istri saya seorang Ibu rumah tangga biasa. Setiap hari mengurus rumah, memasak, dan mengurus tiga anak laki-laki hasil kerjasama yang baik selama berumah tangga dengan saya. Saat senggang sebagaimana umumnya ibu rumah tangga, dia nonton infotainment, dangdut academi dan sejenisnya. Hanya saja ketika saya ada di rumah dan memegang remote TV, dia harus mengalah sama suaminya, karena channel tv pasti diarahkan ke Metro TV atau TV One. Seputar Berita tentunya.

Ketika di Metro sedang ramai hiruk pikuk pengundian nomor urut pasangan capres cawapres, dia setia menemani saya menontonnya. Tanpa diduga, Istri saya secara spontan berkata "Mamah mah bade milih Jokowi akh!". Lalu sambil menengok kesamping saya bertanya " Kenapa Mamah milih Jokowi?". Lalu Istri saya menjawab "Jokowi itu sederhana. Berangkat dari org kecil yang menjadi besar karena kinerjanya".

Mendengar jawaban sang Istri saya langsung ambil Handphone BB saya dan update status. Silahkan di cek stat fb saya pasti ada kalimat istri saya tersebut.

Istri saya bukanlah orang yang serius menyenangi politik, hanya sepintas-sepintas saja jika menyodorkan air untuk tamu yang bertandang ke rumah saya dan membicarakan seputar politik. Selebihnya yaa ngurus suami dan anak-anak.

Akan tetapi, berangkat dari obrolan istri saya tersebut, saya mencoba membaca dan menganalisa seputar capres dan cawapres yang akan bertarung di Pilpres 9 Juli 2014 nanti. Akhirnya saya sampai pada kesimpulan, bahwa obrolan istri saya itu ada benarnya juga.

Jika membandingkan Jokowi dengan Prabowo memang kelihatannya menunjukan dua personal dengan gaya hidup dan latar belakang kehidupan yang berbeda secara tajam. Jokowi identik dengan Rakyat jelata pada umumnya. Sederhana, apa adanya, bersahaja, terkesan ndeso, jujur dan tak berjarak dengan rakyat. Sementara Prabowo terkesan glamour, berlimpah harta, galak, dan berjarak dengan rakyat.

Saya tentu tak bermaksud mengupgrade dan mendowngrade salah satu pihak. Tapi kesan umum yang tertangkap dibawah, terlebih dengan massifnya pemberitaan di media massa, baik cetak maupun elektronik.

Hanya saja, jika pendapat seorang ibu rumah tangga di pinggiran desa saja begitu, apakah itu cerminan kebanyakan lainnya? terlepas dari afiliasi politik dari kekuatan parpol peserta koalisi yang mengusung dan mendukung kandidat capres-cawapres tersebut.

Kita semua tentu dihadapkan pada pilihan 1 atau 2 sesuai nomor urut yang mereka pegang saat ini. Bangsa ini memerlukan sosok pemimpin yang sehat lahir bathin. Pemimpin yang memahami denyut nadi rakyat berikut permasalahan-permasalahan bangsa saat ini. Pemimpin yang mampu memberikan harapan dan keyakinan, bahwa dibawah kepemimpinannya, bangsa ini kedepan akan lebih tertata, akan lebih maju dan sejahtera.

Ketika mereka tak mampu memberikan harapan dan keyakinan pada rakyat, niscaya rakyat hanya akan menonton dari pinggir. Hanya akan memilih karena terpaksa atas dasar banyak faktor. Entah itu uang, intimidasi atau asal saja menjalankan kewajiban selaku warga negara. Jika Pendapat Istri saya benar, untuk kali ini saya akan mengikuti pilihan Istri. Padahal biasanya istri saya arahkan untuk mengikuti pilihan saya. hehe

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun