Mohon tunggu...
Kusmana
Kusmana Mohon Tunggu... Lainnya - SMKN 1 Sumedang Jawa Barat

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masa Tenang Menjelang Hari Pencoblosan Mantapkan Hati dan Pikiran Jangan Sampai Salah Pilihan

25 November 2024   13:46 Diperbarui: 25 November 2024   13:51 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: radartasik.id

Hari pencoblosan Pilkada serentak adalah momen penting dalam demokrasi sebuah negara. Di Indonesia, proses pemilihan umum memberikan kesempatan bagi rakyat untuk menentukan arah dan masa depan bangsa. Namun, menjelang hari yang penuh sejarah ini, seringkali muncul kebingungan dan ketidakpastian di benak pemilih, setiap keputusan yang diambil sangat krusial.

Ketika waktu semakin mendekat, pikiran kita seharusnya fokus pada pilihan yang tepat. Mengapa ini penting? Sebab satu suara dapat menentukan nasib suatu daerah bahkan negara. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menyiapkan diri, baik dari segi hati maupun pikiran. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kita perlu memantapkan hati dan pikiran kita menjelang hari pencoblosan agar tidak salah memilih.

Pertama, memilih bukan hanya sekadar hak, tetapi juga tanggung jawab. Setiap individu memiliki kewajiban moral untuk berkontribusi dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada kehidupan masyarakat. Dalam dunia politik, banyak kebijakan yang akan mempengaruhi pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial. Ketika kita memilih dengan bijak, kita membantu menciptakan kualitas hidup yang lebih baik bagi orang-orang di sekitar kita. Maka dari itu, penting untuk menggali informasi tentang calon yang akan kita pilih. Jangan hanya percaya pada berita atau desas-desus yang belum tentu akurat. Lakukan riset, baca visi dan misi calon, serta track record mereka. Keterlibatan aktif dalam proses pemilihan adalah bagian dari tanggung jawab kita sebagai warga negara yang baik.

Kedua, pentingnya membedakan antara fakta dan opini. Dalam era disrupsi informasi seperti sekarang, berbagai macam informasi baik yang valid maupun yang misinformation beredar luas. Kita sering kali tergoda untuk mengikuti arus opini yang dominan tanpa melakukan verifikasi. Oleh karena itu, kita harus melatih kemampuan kritis dalam menganalisis informasi. Apakah berita tersebut berasal dari sumber yang terpercaya? Apakah ada data yang mendukung klaim tersebut? Dengan mengedukasi diri sendiri dan mempertanyakan setiap informasi yang diterima, kita dapat membuat pilihan yang lebih terinformasi. Pemilih yang cerdas adalah pemilih yang tidak terjebak dalam propaganda atau isu-isu yang menyesatkan.

Ketiga, peran emosi dalam pengambilan keputusan tidak boleh diabaikan. Emosi bisa menjadi double-edged sword; di satu sisi, emosi dapat memotivasi kita untuk bertindak, namun di sisi lain, emosi yang tidak terkendali dapat menyebabkan keputusan yang keliru. Sebelum menjelang hari pencoblosan, ambil waktu sejenak untuk merenungkan apa yang benar-benar Anda inginkan dari pemimpin yang akan datang. Apa yang menjadi nilai-nilai Anda? Apa prioritas yang Anda anggap penting bagi masa depan? Ketika kita memahami motivasi dan nilai-nilai kita, kita akan lebih mudah untuk tidak terpengaruh oleh tekanan sosial atau opini publik yang tidak sesuai dengan keinginan batin kita.

Keempat, berkoordinasi dengan orang-orang di sekitar kita juga dapat membantu kita memantapkan pilihan. Diskusikan dengan keluarga, teman, atau rekan kerja mengenai pilihan politik masing-masing. Pertukaran pandangan dapat membuka perspektif baru dan memberikan wawasan yang mungkin sebelumnya tidak kita ketahui. Namun, diskusi harus dilakukan dengan cara yang sehat dan saling menghormati. Dalam konteks demokrasi, perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dan bahkan diperlukan untuk mencapai solusi yang lebih baik. Dengan berdialog secara terbuka, kita tidak hanya memperkaya pemahaman diri tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan di masyarakat.

Selanjutnya, jangan ragu untuk menggunakan hak suara Anda. Seringkali, kita mendengar kata-kata "satu suara tidak berarti," tetapi sungguh keliru jika kita berpikir demikian. Dalam sejarah, ada momen-momen di mana satu suara mampu mengubah segalanya. Ini adalah saatnya bagi kita untuk mendemonstrasikan bahwa kita peduli dengan masa depan bangsa. Keterlibatan kita dalam memilih menunjukkan bahwa kita menganggap serius posisi kita sebagai anggota masyarakat yang bertanggung jawab.

Akhirnya, penting untuk menyadari bahwa pemilihan umum adalah bagian dari proses yang lebih besar. Setelah pemungutan suara selesai dan pemimpin terpilih, tugas kita belum berakhir. Kita harus tetap aktif dalam mengawasi dan memberikan dukungan terhadap pemerintah demi tercapainya tujuan bersama. Keterlibatan kita pasca pemilu sangat penting untuk memastikan bahwa pemimpin yang terpilih menjalankan mandat dengan baik. Jika kita tidak terlibat, kita juga bisa kehilangan hak untuk mengkritik dan mengawasi jalannya pemerintahan.

Jadi, menjelang hari pencoblosan ini, mari kita manfaatkan waktu 'injury time' ini untuk memantapkan hati dan pikiran kita. Dengan memahami tanggung jawab kita, membedakan fakta dan opini, mengelola emosi, berdiskusi dengan orang lain, serta melaksanakan hak suara dengan bijak, kita dapat memastikan bahwa pilihan yang diambil adalah yang terbaik bagi diri kita dan bangsa. Ingatlah, keputusan yang kita ambil akan membentuk masa depan kita, maka pastikan kita tidak salah pilih.

Selama masa tenang Pilkada 2024, ada beberapa ketentuan dan hal yang tidak boleh dilakukan, antara lain:

1. Dilarang melakukan kampanye.

2. Media dilarang menyiarkan iklan, rekam jejak paslon, atau bentuk lainnya yang menguntungkan atau merugikan paslon selama masa tenang.

3. Paslon dan/atau tim kampanye harus menonaktifkan akun resmi media sosial paling lambat sebelum dimulainya masa tenang.

4. Partai politik peserta pemilu atau gabungan partai politik peserta pemilu harus   menonaktifkan akun resmi media sosial paling lambat sebelum dimulainya masa tenang.

5. Penayangan iklan kampanye di media massa dilaksanakan selama 14 hari sebelum dimulainya masa tenang.

 6. Penayangan iklan kampanye di media daring yang terverifikasi pada lembaga terkait dilaksanakan selama 14 hari sebelum dimulainya masa tenang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun