Mohon tunggu...
Kusmana
Kusmana Mohon Tunggu... Lainnya - SMKN 1 Sumedang Jawa Barat

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Tidak Seburuk yang Kau Kira dan Tidak Sebaik yang Kau Pikir

19 Oktober 2024   04:42 Diperbarui: 19 Oktober 2024   04:49 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah kota kecil, hiduplah seorang pemuda bernama Kusno. Kusno adalah seorang yang sederhana, tidak terlalu menonjol di antara teman-temannya, namun juga tidak terabaikan. Orang-orang di sekitarnya mengenalnya sebagai sosok yang biasa saja, tanpa prestasi gemilang maupun aib yang mencolok. 

Namun, ada satu hal yang selalu membuat Kusno merasa berbeda. 

Di dalam hatinya, ia merasa ada dua sisi yang saling bertolak belakang. Ia adalah seseorang yang penuh dengan cita-cita mulia, namun sering kali terjerat dalam kelemahan diri. Di satu sisi, ia ingin menjadi seseorang yang bisa membanggakan keluarganya, namun di sisi lain, ia merasa tak mampu melangkah sejauh yang diharapkan.

Suatu hari, Kusno bertemu dengan seorang wanita bernama Diah. Diah adalah seorang pekerja sosial yang memiliki kepribadian ceria dan penuh semangat. Pertemuan mereka terjadi secara kebetulan di sebuah acara komunitas. 

Keduanya segera akrab dan saling berbagi cerita. Dalam percakapan mereka, Diah mulai merasakan bahwa ada sesuatu yang berbeda dari Kusno."Wah, kamu tahu nggak, Kus, menurutku kamu itu orang yang unik," kata Diah suatu hari. Kusno hanya tersenyum. "Ah, aku cuma orang biasa, yah. 

Nggak ada yang istimewa dari diriku, tapi justru itu yang membuatmu istimewa. Kamu tidak pernah mencoba menjadi orang lain. Kamu apa adanya."Kata-kata Diah itu membuat Kusno terdiam. 

Ia merasa bahwa Diah bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Namun, ia juga tahu bahwa di balik pujian itu, ada harapan yang besar. Harapan bahwa ia bisa menjadi seseorang yang lebih baik dari yang ia pikirkan.

Setiap malam, Kusno merenung. Di tengah keraguan dan kebimbangan, ia mencoba menemukan keseimbangan antara harapan dan kenyataan. Ia ingin membuktikan bahwa ia tidak seburuk yang orang lain kira, namun ia juga tidak sebaik yang Diah pikirkan. 

Waktu terus berlalu, dan Kusno mulai berubah. Ia mulai berani mengambil langkah-langkah kecil untuk memperbaiki dirinya. Ia menjadi lebih aktif di komunitas, membantu orang-orang yang membutuhkan, dan berusaha keras dalam pekerjaannya. 

Perubahan itu tidak terjadi dalam semalam, namun perlahan-lahan, orang-orang di sekitarnya mulai melihat perubahan dalam dirinya. Hingga pada suatu hari, Kusno menerima penghargaan dari komunitasnya karena dedikasinya dalam membantu sesama. 

Saat menerima penghargaan itu, ia hanya bisa tersenyum. Bukan karena ia merasa pantas mendapatkannya, namun karena ia tahu bahwa ia telah menemukan jalannya sendiri.

"Aku tidak seburuk yang kau kira dan tak sebaik yang kau pikir," bisiknya pada dirinya sendiri.

Dan di tengah sorakan dan tepuk tangan, Kusno tahu bahwa ia telah menemukan makna sejati dari hidupnya. Bahwa menjadi diri sendiri, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, adalah hal yang paling berharga. 

Begitulah kisah Kusno, seorang pemuda yang belajar untuk menerima dirinya sendiri, dan menemukan jalan hidupnya di tengah-tengah keraguan dan harapan. Sebuah perjalanan yang mungkin tak sempurna, namun penuh dengan makna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun