Oleh: Kusmadi ( CGP Angkatan 11 kelas 11.547 dari Kabupaten Wonosobo)
Sekolah sebagai sebuah ekosistem yang mencerminkan interaksi antara berbagai unsur, baik unsur biotik (unsur yang hidup seperti siswa, guru, kepala sekolah dan staf) maupun unsur abiotik (unsur yang tidak hidup seperti lingkungan fisik, budaya sekolah dan kebijakan). Paradigma dalam berfikir seperti ini dapat memfasilitasi pemahaman yang lebih baik tentang sumber daya dan dinamika sosial yang terjadi di dalam lingkungan sekolah, mendorong terciptanya lingkungan yang mendukung otonomi dan kreativitas bagi guru,  serta mempercepat  transformasi pembelajaran yang lebih holistik. Dengan demikian. Cara pandang seperti ini juga dapat meningkatkan partisipasi  antar pemangku kepentingan, meningkatkan kolaborasi dan sinergi di dalam komunitas sekolah, yang pada akhirnya dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan keberhasilan pendidikan secara keseluruhan.
Kesimpulan tentang Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya dan implementasinya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah
Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya adalah seorang pemimpin yang berfungsi sebagai manajer yang mampu berfikir dengan paradigma atau pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (Asset-Based Community Development/ABCD) untuk menggerakkan dan mengelola sumber daya yang ada, baik itu berupa modal manusia, modal sosial, modal politik, modal agama dan budaya, modal fisik, modal lingkungan alam dan modal finansial untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam lingkup kelas maupun satuan pendidikan, Mampu menginisiasi prakarsa perubahan, menumbuhkan motivasi, daya kreasi dan inovasi bagi lingkungan sekitar, mampu berkontribusi dalam mengelola program – program sekolah yang berdampak pada murid sebagai bagian dari upaya mewujudkan visi dan misi sekolah. Berfokus pada kolaborasi dan pengembangan nilai-nilai positif di dalam kelas dan  lingkungan sekolah, serta memastikan semua anggota komunitas belajar terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Untuk mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar, langkah-langkah yang dapat diambil meliputi:
Lingkup Kelas:
Melakukan pemetaan, identifikasi dan menganalisis potensi sumber daya yang ada di kelas maupun lingkungan sekolah dengan baik untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman guna mewujudkan pembelajaran yang memenuhi kebutuhan belajar murid, menggali potensi atau kekuatan setiap peserta didik untuk membangun ekosistem pembelajaran yang aktif, kreatif dan interaktif dengan memanfaatkan berbagai sumber daya sekolah sebagai daya dukung serta berkolaborasi dengan guru lain dalam kegiatan supervisi dengan pendekatan coaching untuk mengembangkan metode – metode pembelajaran yang efektif dan berpihak pada murid.
Lingkup Sekolah:
Membangun kolaborasi yang kuat antar warga sekolah dalam sebuah tim yang solid dan saling mendukung, menggunakan pendekatan Pengembangan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (Asset-Based Community Development/ABCD) dalam mengidentifikasi, mengelola dan memanfaatkan sumber daya sekolah, berfokus pada potensi dan kekuatan yang ada dalam komunitas sekolah guna menunjang berbagai prakarsa perubahan demi terwujudnya visi misi sekolah.
Lingkup Masyarakat Sekitar Sekolah:
Menerapkan manajemen partisipatif dengan cara membangun kemitraan dan jejaring sosial secara kolaboratif dengan masyarakat di lingkungan sekolah termasuk dengan orang tua murid, instansi – instansi pemerintah daerah maupun instansi vertikal lainnya dalam menyusun program kerja dan mengelola sumber daya yang ada untuk mendukung berbagai program sekolah.
Hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas
Pengelolaan sumber daya yang tepat sangat berperan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran murid. Dengan memanfaatkan sumber daya manusia, lingkungan alam, dan aset fisik secara optimal, suasana belajar yang kondusif dapat tercipta. Contohnya, jika seorang pemimpin pembelajaran mampu membangun tim yang solid dan mendukung kolaborasi antara mereka, hal ini akan menghasilkan strategi pembelajaran yang lebih efektif dan menarik perhatian murid. Selain itu, pengelolaan modal lingkungan yang baik akan menciptakan ruang kelas yang nyaman dan inspiratif, yang dapat meningkatkan motivasi dan konsentrasi murid dalam belajar.
Hubungan/keterkaitan materi Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya dengan modul lainnya dalam  Pendidikan Guru Penggerak.
Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional – Ki Hadjar Dewantara
Filosofis pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara menekankan pada peran pendidikan sebagai proses menuntun anak-anak untuk mengembangkan potensi kodrat mereka secara maksimal. Hal Ini berhubungan erat dengan materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, karena seorang pemimpin yang efektif juga harus mampu menuntun dan memberdayakan anggota timnya. Dalam konteks ini, prinsip "ing ngarso sung tulodo" (di depan memberi contoh) dapat diaplikasikan, di mana pemimpin harus menjadi teladan bagi pengelola sumber daya lainnya, mengenali setiap potensi atau kekuatan yang ada dan membantu mereka untuk tumbuh dan mencapai tujuan bersama dengan optimal.
Nilai dan Peran Guru Penggerak
Nilai dan Peran Guru Penggerak berkaitan erat dengan konsep pemimpin dalam pengelolaan sumber daya karena guru penggerak berfungsi sebagai pemimpin pembelajaran yang harus mampu memetakan dan memanfaatkan sumber daya yang ada, baik biotik maupun abiotik, di lingkungan sekolah. Dalam hal ini, nilai-nilai yang diemban oleh guru penggerak seperti kemandirian, kolaboratif, reflektif, inovatif dan berpihak pada murid, membantu mereka dalam mengelola sumber daya ini secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik. Oleh karena itu, keduanya saling mendukung dalam menciptakan iklim pembelajaran yang inovatif. Sebagai pemimpin pembelajaran, guru juga dapat berperan dalam membangun sinergi di lingkungan sekolah sebagai pemimpin pembelajaran, penggerak komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, serta mewujudkan kepemimpinan murid. Dengan mengimplementasikan nilai dan peran guru penggerak, maka akan dapat menciptakan generasi unggul dengan memanfaatan modal utama untuk menggali potensi murid-muridnya.
Visi Guru Penggerak
Materi Visi guru penggerak berkaitan erat dengan pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Seorang guru penggerak harus memiliki visi yang jelas untuk memimpin proses pembelajaran, yang berbasis pada pendekatan Inkuiri Apresiatif. Visi ini membantu guru dalam mengelola sumber daya secara efektif, termasuk sumber daya manusia, nilai – nilai, dan sumber daya material lainnya, dengan tujuan mendorong kolaborasi antara sekolah dan masyarakat. Dengan membangun kemitraan dan menciptakan prakarsa perubahan guru sebagai pemimpin pembelajaran dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Budaya Positif
Budaya positif di lingkungan sekolah merupakan budaya yang mendukung segala bentuk perkembangan murid dengan tujuan memanusikan manusia dengan menerapkan disiplin positif. Seorang pemimpin pembelajaran yang baik mampu mengembangkan budaya positif dengan berfokus pada kekuatan dan aset yang ada secara efektif dan efisien. Mampu menciptakan peluang serta memanfaatkan sumber daya dengan lebih efektif. Dengan pendekatan berbasis aset, pemimpin dapat memetakan dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan bersama, bukan hanya berfokus pada kekurangan yang ada.
Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Murid (Berdiferensiasi)
Pemimpin pembelajaran perlu memahami dan mengelola sumber daya yang ada untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman nyaman dan kondusif. Dengan memetakan sumber daya yang ada, termasuk organisasi masyarakat dan institusi lain, pemimpin dapat membangun kemitraan yang mendukung pembelajaran. Menggunakan pendekatan berbasis aset dengan mengedepankan kekuatan dan potensi yang ada di sekitar sekolah dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar murid.
Pembelajaran Sosial dan Emosional
Pembelajaran Sosial – Emosional (PSE) dapat membantu pemimpin pembelajaran dalam mengembangkan kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, ketrampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Kompetensi ini penting untuk dimiliki seorang pemimpin pembelajaran dalam mengelola sumber daya dengan efektif. Pemimpin yang memiliki kemampuan sosial dan emosional yang baik dapat membangun kemitraan yang kuat dengan masyarakat dan lembaga lain, serta meningkatkan keterlibatan komunitas dalam pengelolaan sumber daya. Dengan demikian, PSE dapat berfungsi sebagai strategi untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan.
Coaching untuk Supervisi Akademik
Coaching untuk Supervisi Akademik berkaitan erat dengan pengelolaan sumber daya oleh pemimpin karena keduanya fokus pada pengembangan potensi individu dan tim dalam konteks pendidikan. Coaching dalam supervisi akademik membantu para pendidik untuk mengoptimalkan kemampuan dan kekuatan mereka, sehingga mereka dapat lebih efektif dalam pengelolaan sumber daya yang ada, termasuk sumber daya manusia (guru, tenaga kependidikan dan siswa). Seorang pemimpin yang memiliki keterampilan coaching dapat lebih baik dalam menuntun dan mendukung timnya, menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai-nilai Kebajikan Seorang Pemimpin
Kepemimpinan yang baik memerlukan penilaian yang seimbang antara etika dan efisiensi. Seorang pemimpin harus mempertimbangkan nilai-nilai kebajikan, seperti keadilan, integritas, dan tanggung jawab, saat mengambil keputusan yang mempengaruhi sumber daya yang ada. Dengan pendekatan ini, pemimpin dapat memastikan bahwa sumber daya dikelola dengan cara yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga sesuai dengan prinsip moral dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pernyataan bahwa keputusan yang bijak berdampak jangka panjang bagi semua pihak yang terlibat.
Sebuah Refleksi Perjalanan
Sebelum mempelajari modul tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, saya memiliki pemahaman yang lebih terbatas mengenai pentingnya manajemen sumber daya yang efektif , cenderung fokus pada kekurangan dan hambatan yang ada. Setelah mengikuti proses pembelajaran, pemikiran saya berubah menjadi lebih proaktif, mampu mengenali hal – hal positif atau kekuatan serta potensi yang ada dalam komunitas sekolah, memahami pentingnya membangun kolaborasi dan pengembangan strategi yang efektif untuk memanfaatkan sumber daya yang ada. Saya mulai menyadari pentingnya peran pemimpin dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pengelolaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk proses pembelajaran.
"Setiap pengalaman yang tidak dinilai baik oleh dirinya sendiri ataupun orang lain akan tinggal menjadi sesobek kertas dari buku hidup yang tidak punya makna. Padahal setiap pengalaman tak lain daripada fondasi kehidupan". (Pramudya Ananta Toer)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H