Buat Saudaraku YPB Wiratmaka
(Serenade di Ujung Senja)
Puisi Esai Kusfandiari MM Abu Nidhat
Saudaraku,
Sebelum ini kau tidak pernah tahu siapa aku
Meski bukan si mata elang
Aku datang di kerumunan massa
Menyelinap dan menangkap fenomena yang ada
Menangkap suara-suara : gelak tawa, tangis, dan umpatan
Menangkap gerak-gerik : penasaran, kegelisahan, dan euforia
Saudaraku,
Sebelum ini teramat sering aku berjalan dalam diam
Meski bukan si mata batin
Aku singgah di setiap perbincangan
Menyusup dan memerangkap intuisi yang ada
Memerangkap suara-suara : ingar bingar, kidung, dan makian
Memerangkap gerak-gerik : pantomim, koreografi, dan tarian sunyi
Pergulatan kemarau panjang dan hujan rintik
Menghadirkan berbagai ilusi dan impresi
Memang aku tak suka sendiri
Tetapi kondisilah yang mengantarkan aku dalam kesunyian
Melumatkan segala halusinasi dan sindrom
Lalu tersimpan dalam bilik imajinasi
Tak tahu entah sampai kapan
Saudaraku,
Tiga puluh tahun lalu
Kau di sisi timur
Sedangkan aku di sisi barat
Dalam pertemuan yang tidak kurang dari dua jam
Kau begitu antusias membangkitkan semangat berliterasi
Sedangkan aku hanya mencatat
Itu tak banyak yang bisa kurekam
Dan hari ini aku kemukakan
Agar kau semakin penasaran siapa aku
Aku adalah aku
Aku pejalan sunyi yang begitu gagap berucap
Yang selalu datang dan pergi begitu saja
Pergulatan kemarau panjang dan hujan rintik
Selalu dan selalu
Ngawi, 20210906.14430128.18.54
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H