Ketika ruang publik mendapatkan ruang di hati masyarakat, ruang publik tak lagi bukan sekedar ruang yang terbuka dan aksesibel secara visual maupun fisik. Setiap lapisan masyarakat berbaur menjadi satu tanpa harus ada lagi sekat-sekat pemisah. Pada konteks ini, peran ruang publik menjadi signifikan, selain menjadi wadah bertemunya (melting pot) seluruh warga kota dengan berbagai ragam nilai yang dianutnya, menjadi katalisator kegiatan-kegiatan
sosial-rekreasi-budaya warga kota. Melalui interaksi sosial yang diakomodasi dalam ruang publik terjadi pembelajaran antara manusia satu dengan yang lain, komunitas satu dengan komunitas yang lain, berlangsung terus menerus hingga akhirnya terdapat kesatuan pemahaman bersama bahwa heterogenitas yang ada dalam satu kota merupakan keniscayaan yang harus dijalani dan diterima bersama-sama. Inilah yang dimaksud bahwa ruang publik bukan hanya sekedar tempat berkumpul ataupun bebas kongkow, tapi sebagai perekat hati.
Â
Semoga semua makhluk berbahagia
Sarwa Manggalam
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H