Mohon tunggu...
Epin Koertik
Epin Koertik Mohon Tunggu... Lainnya - Pengacara

Pemerhati Sosial Kemasyarakatan, Hukum, Politik dan Hidup Sehat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pancasila Sakti

1 Oktober 2016   20:30 Diperbarui: 2 Oktober 2016   22:39 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 1965 merupakan hari kebebasan dari keganasan  sebuah gerakan yang popular disebut dengan  Gerakan 30 September (G30S) , atau Gerakan September Tiga Puluh (GESTAPU), atau Gerakan Satu Oktober (GESTOK) karena terjadi lewat tengah malam tanggal 30 September, gerakan ini dikontrol/dikendalikan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) kala itu. Tanggal 30 September 1965 telah terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap jenderal-jenderal yang merupakan putra terbaik bangsa Indonesia.  Selamatnya Bangsa dan Negara ini pada saat yang bersamaan hari itu juga adalah berkat usaha juga upaya masyarakat kita (rakyat dan TNI AD / RPKAD:  Resimen Para Komando Angkatan Darat) serta pertolongan Allah Yang Maha Kuasa.  Ya…itulah fakta sejarah, terlepas dari pro dan kontra atas peristiwa tersebut oleh dan siapa; apakah itu sebuah konspirasi politik? realita politik? rekayasa politik? Incident politik? atau entahlah.!? Boleh saja orang beragumen menyusun memoar bantahan terhadap peristiwa Gerakan 30 September 1965. Namun harus tetap diyakini (fakta dan realita) bahwa PKI telah melakukan makar terhadap pemerintahan yang syah yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia  (NKRI) yang berlandaskan Pancasila.

Namun fakta sejarah seperti ini patut dijadikan salah satu momentum dalam penggalangan bahwa Pancasila memang Sakti, Pancasila adalah ideologi berbangsa dan bernegara yang sempurna bagi anak bangsa negeri ini, dimana Pancasila ini sifatnya adalah Universal (tidak memihak pada satu golongan suku, agama atau perorangan).

Dan kini pun setelah tujuh puluh satu tahun perjalanan bangsa Indonesia, mulai zaman Orde Lama (ORLA) dengan demokrasi parlementer, zaman Orde Baru (ORBA) dengan demokrasi terpimpin hingga Orde Reformasi 1998 dan saat ini dengan demokrasi multipartai.  Eksistensi Pancasila tetap kokoh di  bumi Nusantara tercinta ini, marilah sama-sama Pancasila kita jadikan pemersatu dalam berkepribadian, berkehidupan social dimasyarakat dan Pancasila jangan hanya dijadikan pajangan didinding kantor dan sekolah tanpa ada penghayatan dan pengamalan makna dari butir-butir Pancasila itu sendiri. Semoga Pancasila sakti nan abadi..Amin!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun