Arang briket merupakan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan hemat biaya. Briket ini dibuat dari bahan-bahan organik seperti serbuk gergaji, sekam padi, sabut kelapa atau tempurung kelapa yang menjual arang briket dengan dipadatkan menggunakan mesin.Â
Briket adalah salah satu jenis bahan bakar yang digunakan untuk  memanggang atau memasak. Briket terbuat dari arang  yang dicampur dengan bahan pengikat dan dibentuk menjadi potongan padat.Â
Briket memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan arang biasa seperti lebih mudah dibakar, lebih tahan lama, lebih ekonomis, dan lebih ramah lingkungan.
Briket memiliki beberapa keunggulan dibandingkan arang kayu keras, seperti:
1. Lebih Tahan Lama
Briket memiliki massa jenis yang lebih tinggi dan kadar air yang lebih rendah dibandingkan arang, sehingga dapat terbakar lebih lama dan  stabil.
2. Lebih Bersih
Briket menghasilkan asap dan abu yang lebih sedikit dibandingkan arang, sehingga tidak mencemari udara dan  menjaga kebersihan lingkungan.
3. Lebih MurahÂ
Briket dapat dibuat dari sampah organik yang banyak tersedia dan murah, sehingga mengurangi biaya produksi dan konsumsi.
4. LebihRamah LingkunganÂ
Briket tidak memerlukan penebangan pohon yang dapat menimbulkan kerusakan hutan dan ekosistem, sehingga dapat menjaga keseimbangan alam dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Arang Briket
 1.Bahan baku
Bahan baku  briket harus bersih, kering dan tidak mengandung zat beracun seperti plastik, logam atau bahan kimia. Bahan baku yang berkualitas juga akan menghasilkan  briket yang berkualitas.Â
2. Komposisi
Komposisi arang pada briket harus seimbang antara karbon, oksigen, hidrogen dan nitrogen. Komposisi yang seimbang akan meningkatkan nilai kalor dan efisiensi pembakaran  briket.
3. Kualitas Arang Briket TerbaikÂ
Jenis kayu yang digunakan untuk membuat  briket mempengaruhi nilai kalor, kandungan karbon terikat, kadar abu dan aroma asap. Kayu keras seperti kayu ulin, jati, mahoni dan sengon seringkali menghasilkan  briket  berkualitas tinggi.Â
Kayu lunak seperti pinus, akasia, dan kayu putih cenderung menghasilkan  briket dengan kualitas buruk. Campuran arang  yang tepat dapat meningkatkan kualitas  briket secara optimal.
4. Bahan Pengikat
Binder adalah zat yang digunakan untuk mengikat bubuk batubara menjadi balok padat. Perekat yang baik harus mempunyai daya rekat yang tinggi, tidak berbau, tidak beracun dan tidak mengurangi nilai kalor  briket.
Beberapa contoh bahan pengikat yang umum digunakan adalah tepung kanji, tepung sagu, tepung tapioka, resin kayu lunak, dan tanah liat.Â
5. Bentuk dan Ukuran Briket
Bentuk dan ukuran briket mempengaruhi kepadatan, kuat tekan dan waktu pembakaran  briket. Bentuk dan ukuran briket yang ideal adalah yang mempunyai luas permukaan besar dan volume kecil.Â
Hal ini dapat meningkatkan aliran udara dan oksidasi pada saat pembakaran, sehingga  briket dapat terbakar lebih cepat dan merata. Beberapa contoh bentuk briket yang baik adalah silinder, heksagonal, atau kubik.Â
Untuk menentukan kualitas  briket secara objektif, beberapa pengujian dapat dilakukan  terhadap parameter berikut:
1. Kerapatan
Massa jenis adalah massa per satuan volume  suatu zat. Massa jenis briket dapat dihitung dengan menggunakan rumus:massa jenis = massa/volume. Kepadatan briket yang baik berkisar antara 0,5 hingga 0,7 g/cm3.
2. Kadar Air Â
Kadar air adalah persentase massa air yang terkandung dalam suatu zat. Kadar air  briket dapat dihitung dengan rumus:kadar air = (massa awal - massa akhir) / massa awal x 100%. Kadar air  briket yang baik berkisar antara 5 sampai 10%.
3. Keteguhan Tekan
Keteguhan tekan adalah kemampuan suatu zat untuk menahan  tekan tanpa mengalami kerusakan atau perubahan bentuk. Kuat tekan  briket dapat diukur dengan menggunakan alat uji kompresi universal atau alat uji kompresi sederhana. Kuat tekan  briket yang baik berkisar antara 20 hingga 40 kg/cm2.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI