Mohon tunggu...
Kaitou Kurotsuki
Kaitou Kurotsuki Mohon Tunggu... karyawan swasta -

... whatever ...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

FIFA: Pelepasan Pemain untuk Tim Nasional

22 Januari 2013   13:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:18 1448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam Kompasiana Setelah lama tak bersua (halah :p), saya mencoba untuk menulis lagi. Berita tersanter minggu ini adalah, PSSI menghukum pemain-pemain yang menolak bergabung tim nasional dengan larangan beraktivitas di dunia sepakbola dan denda 100 juta rupiah. OK. Di sini saya tidak akan membahas masalah layak tidaknya sanksi yang diberikan. Yang akan saya bahas adalah kronologis dari peristiwa tersebut. Langsung saja yah :D Pertama. PSSI memanggil 50 pemain IPL, ISL, PON, dsb untuk mengikuti seleksi pemain tim nasional. Namun pada kenyataannya, klub-klub ISL menolak melepas pemain. Pemain pun sebelas duabelas dengan menuruti kemauan klub dengan tidak mengikuti seleksi tim nasional. Kedua. PSSI kembali memanggil pemain-pemain yang mangkir tersebut untuk menjelaskan apa alasan mereka tidak mau mengikuti seleksi tim nasional. Namun tidak satupun pemain yang mengindahkan panggilan tersebut. Ketiga. PSSI menjatuhkan hukuman sebagaimana saya sebut di awal artikel. Nah .. Yang menjadi masalah adalah apakah sebenarnya yang menjadi dasar penolakan klub dan pemain tersebut? Padahal mereka mengaku klub sepakbola profesional. Pemain sepakbola profesional. Namun dengan lantangnya mereka justru mengangkangi aturan-aturan yang sudah ditetapkan FIFA dalam hal pemain tim nasional. Hal ini menarik untuk disimak. Mari kita buka dokumen berikut yang dapat anda peroleh dari sini: http://www.fifa.com/mm/document/affederation/administration/01/06/30/78/statusinhalt%5fen%5f122007.pdf Coba buka halaman 26. [caption id="attachment_230297" align="alignnone" width="635" caption="Kutipan peraturan berkenaan dengan tim nasional"][/caption] Di sana tertulis dengan judul "RELEASE OF PLAYERS TO ASSOCIATION TEAMS" yang dapat kita terjemahkan sebagai "PELEPASAN PEMAIN KE TIM NASIONAL". Pada poin pertama, disebutkan bahwa klub wajib melepas pemain ke tim nasional kewarganegaraan pemain tersebut. Artinya, apabila klub ada pemain Indonesia dan dipanggil tim nasional Indonesia, klub harus melepas pemain tersebut. Pada poin tersebut juga disebutkan bahwa klub dan pemain DILARANG untuk sepakat atau membuat persetujuan dalam hal yang berlawanan atas aturan pelepasan tersebut. Bro Alien atau Kevin Darwis. Monggo dikritisi jika ada terjemahan saya yang salah atas aturan tersebut. Pada poin kedua, disebutkan bahwa pelepasan pemain yang disebutkan pada poin pertama adalah WAJIB untuk semua partai yang sudah dijadwalkan dalam kalender resmi FIFA. Di luar jadwal tersebut, pelepasan pemain juga WAJIB apabila ada keputusan khusus dari exco FIFA. Saya mau nanya nih. Pra Piala Asia tersebut kira-kira masuk jadwal kalender resmi FIFA ngga yah? Pada poin ketiga, merupakan penegasan dari poin kedua yaitu kewajiban melepas pemain tersebut HANYA berlaku di kedua kasus pada poin dua. Di luar kalender resmi FIFA, pelepasan tersebut tidak wajib. Mohon dikritisi lagi nih terjemahan saya :) Nah. Sekarang, ketika PSSI memanggil pemain untuk seleksi tim nasional dalam rangka menyongsong Pra Piala Asia, klub dan pemain malah bersepakat dan bersekongkol untuk tidak melepas/tidak hadir ke seleksi tim nasional tersebut. Hal ini jelas melanggar ketentuan pada poin pertama dan kedua. Itu satu poin minus kepada klub dan pemain. Lalu, apa alasannya pemain menolak mengikuti seleksi tim nasional? Mereka bilang, tidak mendapat surat panggilan. Tidak tahu kalau dipanggil. Klub tidak bilang apa-apa tentang pemanggilan seleksi tim nasional. Lho, kok bisa? Pemanggilan tersebut jelas tercatat pengirimannya. Kalau via faks, pasti tercatat pada jalur komunikasi telkom bahwa PSSI mengirimkan surat panggilan tersebut kepada klub dan pemain. Kalau via pos, pasti PSSI menggunakan pos tercatat (sebagaimana umumnya pengiriman yang dilakukan oleh organisasi) dan bukan modal prangko saja. Ini artinya pengiriman via pos juga ada catatannya di kantor pos. Kalau memang mereka merasa tidak dipanggil, protes dong. Minta bukti pengiriman kedua surat panggilan tersebut (panggilan mengikuti seleksi dan panggilan komdis). Benar, Pengiriman tersebut bisa jadi tidak sampai pada klub dan pemain, kalau klub dan pemain dengan sengaja mengubah nomor telepon/faks atau pindah alamat tanpa memberi tahu PSSI. Lha, jadi salah siapa ini? Satu poin minus lagi untuk pemain dan klub dalam hal ini. Dengan dua poin minus tersebut, sudah selayaknya klub-klub dan para pemain tersebut diberi sanksi. Namun seperti apa sanksinya, saya tidak berkompetensi untuk membahas hal tersebut. Jadi serahkan pada pihak yang berwenang untuk itu. Pertanyaan terakhir nih. Masih layakkah klub-klub dan pemain-pemain tersebut menyandang predikat PROFESIONAL ketika sikap, polah dan tingkah laku tidak lagi mencerminkan profesionalisme?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun