Mohon tunggu...
Kaitou Kurotsuki
Kaitou Kurotsuki Mohon Tunggu... karyawan swasta -

... whatever ...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Uneg-uneg Sebagai Lurker di Kompasiana

31 Desember 2012   20:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:43 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, kondisi juga diperparah dengan permintaan IPW kepada institusi POLRI untuk tidak memberi ijin baik ISL maupun IPL. Walaupun saya sebenarnya muak dengan segala kisruh ini dan pernah menginginkan sepakbola musnah dari bumi Indonesia karena sudah berperan menggerogoti uang rakyat, namun mengingat banyak orang yang menggantungkan hidup di sana (pemain, pelatih, penjaja atribut klub, dsb), saya berbalik untuk tidak mendukung hal tersebut. Jadi menurut hemat saya, kompetisi harus tetap bergulir. POLRI cukup memastikan bahwa ijin yang diberikan nantinya tidak cacat hukum. Itu saja. Selebihnya biarkan kedua kompetisi berjalan (mengingat target peleburan kompetisi baru dilakukan 2014 nanti).

Dari sini saya punya uneg-uneg (jiaahhh .... posting panjang lebar, uneg-unegnya cuma segini :D):


  1. Harap PSSI lebih tegas kepada klub-klub pembangkang karena memang mereka tidak sesuai aturan dan layak dihukum
  2. Harap PSSI lebih agresif dalam menggalang dana dengan mencari investor yang peduli dengan sepakbola Indonesia
  3. Harap PSSI memberikan sosialisasi makna dari adanya Konsorsium, sehingga klub tidak keblinger dan lupa untuk giat menggalang suporter yang pada akhirnya akan menarik sponsor
  4. Harap PSSI lebih hati-hati membuat kebijakan sehingga kesalahan yang lalu tidak perlu terulang
  5. Harap Klub yang mengaku profesional mau membuktikan bahwa mereka memang profesional. Terapkan good governence dalam manajemen pengelolaan klub
  6. Harap Klub lebih aktif untuk menggalang basis suporter agar kedepannya dapat menarik sponsor sehingga klub bisa mandiri
  7. Harap Klub lebih realistis dengan kondisi finansial yang ada. Lupakan pemain bintang kalau memang dana seret. Cari talenta muda di daerah klub bermarkas. Kalau nemu yang bagus, coba kontrak jangka panjang. Dengan demikian, klub dapat "menjual" pemain yang bersinar (dengan asumsi klub tidak mampu menaikkan gaji pemain dan ada klub lain yang ingin memakai jasa pemain tersebut selagi pemain tersebut masih ada kontrak dengan klub). Dari sini bisa didapat alternatif cashflow masuk (selain dari tiket dan sponsor). Lesunya keuangan klub adalah karena kontrak pemain selalu untuk satu musim kompetisi. Sehingga perpindahan pemain selalu dalam status free-transfer (klub yang melakukan pembinaan pada akhirnya tidak mendapat apapun karena memang dari segi hukum ya begitu secara klub tidak punya ikatan apa-apa dengan pemain pasca kompetisi usai). Hal ini tentunya bukan prioritas utama karena prioritas utamanya adalah survive dengan nilai surplus dengan dana terbatas dulu (a.k.a untung, bukannya malah ngutang gaji maupun stadion).
  8. Harap klub dapat kembali ke jalan legalitas. Toh bukannya mereka masih bisa berlaga di ISL (entah dengan model yang seperti apa. Belum ada paparan dari pihak PSSI, namun niat baik tersebut harusnya diapresiasi).
  9. Harap KPSI berhenti melakukan hal-hal ga berguna yang selama ini mereka lakukan. Tidak satupun kongres anda menelorkan program yang mampu meraih hati masyarakat untuk mendukung anda. Yang anda hasilkan dalam kongres selalu kebencian dan kebencian. Hal ini justru memperburuk nama anda sendiri. Mau sampai kapan anda-anda ngotot membodohi diri sendiri?
  10. Harap Kompasianers lebih arif dalam berkata-kata. Ini berlaku untuk semua pihak. Tentunya kita tidak mau kasus di atas terjadi pada diri kita kan? (paragraf pertama artikel ini, tentang proses hukum atas akun Kompasiana karena tindakannya yang kelewat batas).


Hehehe. Segitu saja uneg-uneg dari saya :)

Salam,

Kurotsuki Kaitou

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun