Sekolah sebagai ekosistem pendidikan yang terdiri dari unsur biotik atau unsur hidup dan abiotiknya atau unsur tak hidup yang saling berinteraksi dan terkait satu sama lainnya secara keseluruhan pada modul 3.2 ini menuntun kita menjadi seorang pemimpin yang dapat menggerakkan seluruh komponen yang ada dalam ekosistem pendidikan tersebut dalam hal ini 7 kelompok aset yang ada di sekolah
- Modal Manusia
- Modal Sosial
- Modal Fisik
- Modal Lingkungan
- Modal Finansial
- Modal Politik
- Modal Agama dan Budaya
Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya yang dimaksud adalah pendidik yang mampu menuntun dan menjadi penggerak dalam memanfaatkan dan mengelola aset yang ada di sekolah dalam hal ini seorang pemimpin adalah yang mampu mengubah paradigma berpikir berbasis masalah menjadi paradigma berpikir berbasis aset dengan menggunakan pendekatan berbasis aset atau (Asset-Based Thinking) yakni menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir dengan fokus pada apa yang bekerja dan menjadi inspirasi, kekuatan ataupun potensi yang positif. Selama ini kita selalu berputar pada masalah utama mengidentifikasi kebutuhan dan kekurangan, selalu bertanya apa yang kurang?Â
fokus mencari bantuan dari sponsor atau institusi lain merancang program atau proyek untuk menyelesaikan masalah, mengatur kelompok yang dapat melaksanakan proyek, ini adalah cara berpikir dengan pendekatan berbasis kekurangan atau masalah (Deficied- Based Thinking) yang akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu? apa yang kurang? dan apa yang tidak bekerja? segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negative, Kita harus bisa mengatasi semua kekurangan atau yang menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih semakin lama secara tidak sadar, kita menjadi seseorang yang terbiasa untuk merasa tidak nyaman yang ternyata dapat menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar. Tetapi tidak dengan seorang pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya, seorang pemimpin akan menggunakan pendekatan berbasis aset dalam mewujudkan ekosistem pembelajaran yang lebih baik, langkah yang dapat ditempuh adalah:
1. Titik awal perubahan selalu pada mindset sikap positif.
 2. Menciptakan perubahan yang positif mulai dari perbincangan sederhana bagaimana manusia selalu berpikir bersama memulai sebuah perubahan.
3. Dari pada menanyakan masalah dan bagaimana memperbaikinya lebih baik bertanya apa yang telah berhasil dilakukan atau bagaimana mengupayakan hasil lebih baik lagi.
4. Seluruh warga sekolah berupaya melakukan perubahan maka Perubahan tersebut pasti terjadi
5. Setiap warga sekolah harus bertanggung jawab atas apa yang di mulainya.
6. Membangun dan membina hubungan dua arah antar warga sekolah untuk membangun sekolah yang sehat dan inklusif.
7. Sekolah harus dibangun berdasarkan kekuatan potensi, tantangan fokus pada sumber daya yang tersedia, kapasitas yang dimiliki, dan aspirasi yang sudah ada.