Keberhasilan atau kegagalan dalam menyelesaikan konflik psikososial ini dapat memengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan orang lain di masa depan. Misalnya, jika seseorang mengalami kesulitan dalam membentuk hubungan intim di tahap dewasa muda, hal ini bisa mempengaruhi kualitas hubungan mereka di masa depan. Dalam jangka panjang, kegagalan untuk menyelesaikan krisis pada satu tahap dapat menghambat perkembangan di tahap-tahap berikutnya.
Relevansi Teori Erikson dalam Kehidupan Kontemporer
Teori Erikson tetap relevan di era modern karena menekankan pentingnya pengalaman sosial dalam membentuk identitas dan kesejahteraan psikologis. Setiap krisis yang terjadi pada tahap kehidupan bukanlah masalah yang harus dihindari, melainkan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Sebagai contoh, remaja yang mengalami kebingungan identitas dapat menemukan solusi yang lebih matang dengan dukungan dari keluarga dan teman sebaya. Demikian juga, individu yang merasa terisolasi di usia dewasa dapat meraih hubungan intim yang lebih sehat melalui terapi atau pengembangan diri.
Kesimpulan
Teori psikososial Erik Erikson memberikan pandangan yang luas tentang bagaimana individu berkembang melalui krisis-krisis kehidupan yang menentukan arah pertumbuhan psikologis dan sosial mereka. Dengan memfokuskan pada hubungan sosial dan peran masyarakat dalam setiap tahap kehidupan, teori ini menunjukkan bahwa perkembangan adalah proses yang terus berlanjut dan tidak terhenti pada masa kanak-kanak. Setiap tahap perkembangan adalah kesempatan untuk membangun identitas yang lebih kuat dan hubungan sosial yang lebih sehat, yang pada akhirnya berkontribusi pa
da kehidupan yang lebih bermakna dan penuh kepuasan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI