Mohon tunggu...
Kurniawati Hasjanah
Kurniawati Hasjanah Mohon Tunggu... Editor - Profitez de votre journée!
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Go where you find peace and feel more alive.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Studi S2 buat Gaya-gayaan atau Naik Gaji?

22 Januari 2022   09:07 Diperbarui: 22 Januari 2022   09:10 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - dok Freepik.

Saat ini sudah banyak tawaran beasiswa untuk melanjutkan studi pascasarjana di dalam negeri dan luar negeri. Berdasarkan database Schoters, lebih dari 1000 beasiswa diberikan full funded, yang artinya penerima tak keluar uang sepersepun untuk kuliah dan hidup sampai lulus. Ada juga beasiswa parsial dengan nominal tertentu.

Tapi, seringkali ketika akan mengajukan beasiswa terdapat celetukan beberapa orang, yang mempertanyakan alasan di balik mengambil S2.

Padahal, sebenarnya alasan mengambil S2 itu bisa bermacam-macam dan terdapat beberapa manfaat yang bisa dirasakan juga.

Bagi saya, menempuh studi S2 bisa memiliki manfaat, di antaranya:

1. Leverage buat menaikkan karir

Beberapa waktu lalu, saya pernah baca report dari HRDBacot juga katanya yang S2/S3 tuh rata-rata gajinya bisa 69% lebih tinggi dibanding lulusan S1. 

Khusus studi S2 kalo di luar negeri, menarik karena ada kesempatan untuk nyari kerja di sana. Banyak negara yang memberikan kemudahan untuk mahasiswa lulusan negara tersevyr untuk cari kerja. Tetapi, studi S2 di dalam negeri juga memiliki kesempatan naik karir asal kamu juga enggak males-malesan kerjanya.

2. Dapat ilmu baru

Ini tentunya iyes. Meski terdapat pepatah belajar bisa dari mana aja (online course kayak coursera, skill academy dll), tetep saja ada kedalaman dan kenikmatan dari belajar langsung dari dosen.

3. Melatih daya kritis

Sebetulnya dosen  sudah mendorong mahasiswa S1 untuk berpikir kritis dan aktif di kelas. Namun, biasanya dosen tidak terlalu memaksa, karena mereka masih belajar dan baru menapaki dunia perguruan tinggi.

Tetapi untuk mahasiswa S2, hal ini tidak lagi berlaku. Meningkatkan daya berpikir kritis dan aktif di kelas merupakan suatu keharusan, bahkan partisipasi kamu di dalam kelas bisa saja mempengaruhi nilai IPK.

Sesi presentasi dan diskusi sudah menjadi asupan sehari-hari mahasiswa S2.

4. Experience

Saya merasa mendapatkan lebih banyak justru di luar ruang kelas, dibanding di dalam kelas. Hal ini bisa saja terjadi karena teman-teman kelas S2 saya seringkali berbagi pengalaman mereka di bidang kebijakan publik, pariwisata maupun pendidikan. Bahkan, jika beruntung kamu bisa berbagi pengalaman dengan mahasiswa Internasional loh.

5. Networking

Tentu poin kelima ini sangat saya sukai. Dengan kamu memiliki networking yang luas, kamu bisa memerhatikan cara mereka berkomunikasi di hadapan khalayak luas. 

Dari sana pula lah kamu bisa melatih personalmu dalam bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain. Dengan networking yang luas pula lah, kamu bisa belajar menempatkan bahasa dan gaya berbicara disesuaikan dengan lawan bicaranya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun