Mohon tunggu...
Kurniawati Hasjanah
Kurniawati Hasjanah Mohon Tunggu... Editor - Profitez de votre journée!
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Go where you find peace and feel more alive.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menahan Perih Demi Kesembuhan Usai Operasi Gigi Bungsu

5 Mei 2021   20:11 Diperbarui: 4 Desember 2021   21:37 1068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dokter gigi - dok Freepik

Yeay, akhirnya saya diperbolehkan pulang dari RSAU sore harinya setelah menjalani operasi gigi bungsu. Sebenarnya saya masih diperbolehkan untuk rawat inap karena mulut saya masih ada darah bekas operasi.

Selesai operasi, rupanya saya baru tersadar jika terdapat kassa yang dimasukkan dalam mulut dan harus digigit untuk melakukan penekanan pada area luka. Saya yang masih dalam kondisi tak terlalu sadar, tak mampu selalu dalam kondisi menggigit kassa tersebut. 

Meski demikian, dokter menekankan kondisi luka pascaoperasi gigi bungsu membaik. Kassa penuh darah lantas diambil dari mulut saya. Cairan infusan masih terus mengalir ke tubuh dan ditambahkan vitamin agar cepat pulih.

Mengingat saya sudah tidak betah di RS, saya memilih opsi untuk pulang dan minum obat yang diberikan. 

Terdapat dua macam obat yang harus diminum yakni obat dikonsumsi 8jam sekali dan 12 jam sekali, karena ini juga saya belum bisa melakukan puasa ramadan.  Tak hanya itu, saya bawaannya ngantuk terus mungkin karena efek bius total saat operasi. 

Sebelum pulang dari RS, saya diingatkan dokter agar tidak makan makanan keras, pedas dan panas. Hanya diperbolehkan makan makanan dengan suhu normal saja.  Jadi ada sekitar 3 hari, saya benar-benar istirahat dan hanya makan makanan halus seperti bubur dan air kacang hijau. 

Tapi sayangnya sekitar hari ke-2 setelah operasi, perut saya yang memiliki asam lambung ini menginginkan makanan yang lebih mengenyangkan seperti nasi. Dengan perlahan saya mencoba mengonsumsi nasi lembek dengan kuah sayur oyong. Makannya pun tak dikunyah, langsung ditelan. Serba susah ketika pengen makan ini itu tetapi kondisi mulut saya tak memungkinkan. 

Beberapa kali asam lambung saya perih karena tak bisa mengonsumsi banyak makanan sekaligus mengingat kondisi mulut dan gigi pascaoperasi. Saya lantas mulai mengonsumsi roti tawar dan puding sebagai pengganjal perut.

Setiap kali saya makan pascaoperasi, saya harus berhati-hati agar makanan tak menyangkut di jahitan luka operasi dan mulut saya tak sakit yang bisa menyebabkan sakit kepala. 

Oya, saya juga tak boleh kumur-kumur selama 1 x 24 jam pascaoperasi namun setelahnya diperbolehkan berkumur dan menggosok gigi pelan-pelan.

Seminggu setelah operasi, drg Ista menjadwalkan untuk pencabutan jahitan. Tetapi sayangnya sang dokter berhalangan hadir karena sakit seingga dituunda menjadi Rabu pekan depannya, sekitar 2 minggu dari pelaksanaan operasi. 

Untuk pencabutan jahitan diperlukan surat dari dokter yang diberikan setelah kita keluar rawat inap dan surat itu diserahkan ke loket administrasi RSAU.

Selesai mengurus administrasi, saya pun bergegas ke ruangan drg Ista di RSAU dr Esnawan Halim. Saya sempat deg-degan dan khawatir untuk pencabutan benang akan sakit, tetapi alhamdulillah tidak. 

drg Ista dan timnya berusaha membuat saya rileks meski saya gemetar melihat ada gunting masuk ke dalam mulut untuk membuka jahitan luka operasi. Buka jahitan pun tak memakan waktu lama, hanya sekitar 30-40 menit dan saya tak merasakan sakit apapun. Dokter juga memeriksa sekali lagi luka pascaoperasi gigi bungsu, apakah ada yang perlu dievaluasi atau tidak kondisinya. 

Alhamdulillah tidak ada luka yang perlu dievaluasi lagi dan rangkaian operasi gigi bungsu pun telah dilaksanakan dengan sempurna. Saat ini saya sudah bisa kembali bekerja dan berakvititas seperti biasanya. Terima kasih drg Ista, tim RSAU dan BPJS Kesehatan!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun