Mohon tunggu...
KURNIATUL AINI KARIMAH
KURNIATUL AINI KARIMAH Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Sosiologi Universitas Brawijaya

Seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di jurusan sosiologi universitas brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Saat Kekuasaan Ekonomi Menjadi Raja di Era Kapitalisme Modern

3 Desember 2024   02:36 Diperbarui: 3 Desember 2024   02:38 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kekuasaan ekonomi di era kapitalisme modern (Sumber: Freepik) 

Pada era yang dikenal sebagai kapitalisme modern, kita menyaksikan sebuah fenomena di mana kekuatan ekonomi secara bertahap mulai menguasai ranah politik, budaya, bahkan sosial dalam masyarakat. Jika sebelumnya pemerintahan dan politik dianggap sebagai penguasa utama, kini perusahaan-perusahaan besar menduduki puncak kekuasaan dengan pengaruh yang mampu melampaui kekuatan negara.

Kapitalisme modern membuat garis pembatas antara pemerintah dan korporasi besar semakin samar, membuat kita sulit menentukan siapa yang sebenarnya memegang kendali. Pemerintah, yang dulu dipandang sebagai otoritas utama dalam menjaga kesejahteraan rakyat, kini justru semakin terikat oleh kekuatan ekonomi para pemilik modal besar. Perusahaan-perusahaan raksasa, khususnya di sektor teknologi, farmasi, dan energi, telah mengumpulkan kekayaan dan pengaruh politik yang memungkinkan mereka turut campur dalam pembentukan kebijakan publik. Kondisi ini memunculkan pertanyaan penting: apakah pemerintah masih memiliki kedaulatan, atau telah menjadi perpanjangan tangan dari kekuasaan ekonomi?

Ketergantungan pemerintah terhadap investasi dan kapital ini akhirnya menciptakan hubungan yang tidak seimbang, di mana pemerintah justru menjadi "pelayan" kepentingan ekonomi besar, bukan masyarakat. Banyak keputusan yang awalnya dimaksudkan untuk melindungi kepentingan publik malah disesuaikan agar sesuai dengan kebutuhan bisnis besar. Dengan kekuatan finansial yang luar biasa, korporasi besar tidak hanya berperan dalam pasar, tetapi juga merasuk ke dalam proses demokrasi, mengatur arah kebijakan sesuai kepentingan mereka sendiri.

Ketika kekuasaan ekonomi menjadi dominan dalam pemerintahan, dampak negatifnya akan terasa dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah ketimpangan ekonomi yang makin parah. Kebijakan yang menguntungkan segelintir pemilik modal besar secara langsung menciptakan ketidakadilan, karena lebih banyak orang yang merasakan dampak negatifnya daripada manfaatnya. Sektor kesehatan, misalnya, menjadi sangat terpengaruh oleh perusahaan farmasi besar yang berfokus pada keuntungan, sehingga biaya perawatan kesehatan semakin sulit dijangkau bagi masyarakat luas.

Selain ketimpangan ekonomi, ketimpangan dalam proses pengambilan keputusan juga semakin nyata. Saat korporasi mampu membiayai lobi politik atau menyokong kandidat tertentu dalam pemilihan, suara rakyat kecil menjadi semakin tak terdengar. Padahal, demokrasi seharusnya memberikan ruang bagi semua golongan untuk terlibat dalam pengambilan kebijakan, bukan hanya untuk yang memiliki kekuatan modal besar.

Mengatasi dominasi kekuasaan ekonomi dalam pemerintahan tentu tidak mudah, tetapi bukan mustahil. Pertama, penting untuk meningkatkan transparansi antara pemerintah dan perusahaan agar masyarakat dapat memahami dengan jelas bagaimana keputusan diambil serta siapa saja yang terlibat dalam proses tersebut. Dengan adanya transparansi, masyarakat bisa ikut mengawasi dan menilai apakah pemerintah benar-benar berfungsi untuk kepentingan umum atau hanya melayani kepentingan segelintir orang.

Selain itu, regulasi yang membatasi pengaruh lobi politik dari perusahaan harus diperketat. Kekuatan politik yang berlebihan dari korporasi perlu dikendalikan agar keputusan pemerintah lebih mandiri dan benar-benar mencerminkan kebutuhan rakyat. Selain itu, partisipasi aktif masyarakat dalam proses demokrasi sangat krusial untuk mencegah kekuatan ekonomi mendominasi pemerintahan. Keterlibatan publik dalam pemilihan, pengawasan kebijakan, dan diskusi politik akan membangun kontrol sosial yang kuat.

Kapitalisme modern telah membuat peran pemerintah menjadi lebih rumit, terutama ketika harus menghadapi kekuatan besar dari perusahaan-perusahaan yang memiliki pengaruh politik. Jika tidak diawasi, ada risiko pemerintah akan dijadikan alat oleh kekuatan ekonomi yang besar, sementara masyarakat hanya menjadi penonton. Maka dari itu, penting untuk menjaga transparansi, membatasi pengaruh korporasi dalam politik, dan mendorong partisipasi publik agar keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan kesejahteraan rakyat tetap terjaga. Pada akhirnya, pemerintahan yang baik adalah yang memperjuangkan kepentingan semua orang, bukan hanya segelintir elit ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun