Mohon tunggu...
KURNIASIH
KURNIASIH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Tanjungpura

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potret Penerima Bantuan Sosial di Desa Arang Limbung Kubu Raya

19 Maret 2024   20:32 Diperbarui: 17 Mei 2024   08:52 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi Keluarga

Di sebuah gang yang cukup kecil dan padat penduduk yang terletak di sebuah  Desa Arang Limbung Kabupaten Kubu Raya, kami berkesempatan untuk mewawancarai Ibu Jumilah, seorang ibu rumah tangga berusia 34 tahun yang akrab dipanggil Ibu Jum, tinggal bersama suaminya bernama Bapak Adi dan empat orang anaknya. Ibu Jum dan suami memilliki 5 orang anak. Riwayat pendidikan ditempuh Ibu Jum  hingga tamat SD, suaminya seorang kuli bangunan yang mengerjakan pembangunan rumah dengan penghasilan yang tidak menentu karena terkadang tidak selalu ada pekerjaan atau tidak setiap hari bekerja. Jika sedang bekerja pendapatannya sekitar 2.000.000 per bulan.

Kehidupan keluarga ini tak lepas dari tantangan, dari lima anak yang dimiliki, anak pertama telah menikah dan tinggal terpisah, sementara anak kedua sudah bekerja. Tiga anak lainnya masih bersekolah, satu di SMA, satu di SMP kelas 2, dan yang paling kecil duduk di kelas 5 SD. Meskipun demikian anak keduanya yang sudah bekerja turut membantu dengan memberikan uang belanja, meskipun tidak selalu.

Keluarga Ibu Jumilah menerima bantuan  sosial seperti PKH (Program Keluarga Harapan) dan BPNT ( Bantuan Pangan NonTunai) sejak tahun 2019 hingga sekarang. Namun, menurut Ibu Jum meskipun bantuan tersebut memberikan keringanan, tidak semua kebutuhan terpenuhi dengan cukup terutama waktu sang suami sedang tidak memiliki pekerjaan. Dana PKH yang diterima keluarga Ibu Jumilah sebesar 400.000 diterima setiap dua bulan sekali, untuk kompenen yang dapat anak SD 150, anak SMP 250. Namun anaknya yang SMA tidak masuk dalam komponen bamtuan tersebut, meskipun harusnya anaknya yang SMA juga tetapi dari pemerintah komponen tersebut tidak dapat untuk keluarga Ibu Jum.

Kemudian bantuan yang juga diterima keluarga Ibu Jumilah yaitu BPNT dana bantuan sebesar 200.000 diterima satu bulan sekali, namun dahulu BPNT yang didapat berupa semabako seperti beras, telur, kacang-kacangan, daging ayam, gula namun karena di anggap adanya korupsi bantuan sembako itu diubah menjadi uang sebesar 200.000 sejak tahun 2021. Untuk frekuensi makan keluarga Ibu Jum 2-3 kali sehari, mereka mengatur pengeluaran harian sekitar 50.000 sampai 100.000 untuk kebutuhan rumah tangga, uang jajan anak-anaknya dan keperluan lainnya. Ketika sakit keluarga Ibu Jum berobat ke puskesmes terdekat didaerahnya

Kondisi Rumah dan Kepemilikan Aset

 Ibu Jumilah dan keluarga menjalani kehidupan disebuah gang kecil, disebuah rumah yang berukuran 11 × 6 meter yang kokoh dengan dinding tembok dan lantai keramik. Meskipun sederhana, rumah ini bisa disebut rumah permanen bagi mereka. Di dalamnya terdapat lima ruangan, termasuk tiga kamar tidur, ruang depan dan ruang dapur yang mereka jadikan pusat aktifitas keluarga, seperti menonton TV. Mereka mengandalkan sumber air hujan yang disimpan pada tempayan dan galon untuk keperluan minum dan memasak. Sedangkan untuk mandi dan mencuci keluarga ibu Jum menggunakan air sungai yang tidak jauh dari rumahnya yang dialirkan dengan pipa. Kemudian untuk mandi dan wc mereka sudah dilengkapi dengan septic tank. Bahan bakar yang mereka gunakan untuk sehari-hari adalah gas 3 kg, sedangkan penerangan dirumah menggunaka lampu listrik dengan daya 450 watt.

Meskipun hidup di lingkungan padat dan dekat dengan sungai, ibu Jum dan keluarga tidak memiliki asset pertanian seperti sawah atau ladang. Namun mereka tetap memiliki beberapa perangkat elektronik yang penting untuk kehidupan sehari-hari, seperti kulkas, TV, rice cooker, kipas angin, mesin cuci, dan telepon. Kendaraan motor menjadi sarana utama untuk mobilitas keluarga ini, terutama digunakan untuk menjemput anak-anak mereka sekolah.

Sumber gambar Tribun Pontianak
Sumber gambar Tribun Pontianak
Keadaan Lingkungan Sekitar

Di gang kediaman Ibu Jumilah terdapat banyak gang yang kecil lagi, salah satunya gang rumah ibu Jum. Gang  yang cukup kecil itu  sekitar satu meter sehingga hanya bisa dilewati satu motor saja. Di antara rumah satu dengan rumah lainnya, terdapat jarak yang begitu rapat, sehingga rumah-rumah tersebut tampak saling berdempetan. Kondisi jalannya pun rusak, dan lingkungan sekitar rumahnya terasa lembab karena dekat dengan saluran pembuangan rumah tangga. Gang kecil tersebut hanya terdiri dari sekitar enam rumah saja. Tidak jauh dari rumahnya terdapat sungai yang air nya digunakan untuk sumber mandi dan cuci.

*Observasi dilakukan pada bulan Februari-Maret 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun