Mohon tunggu...
Kurnia Nurazizah
Kurnia Nurazizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan

Saya adalah seorang mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan yang memiliki hobi bernyanyi dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Ayah dalam Pengasuhan, Pentingkah?

19 Juli 2024   00:07 Diperbarui: 19 Juli 2024   00:09 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh:

Kurnia Nurazizah & Iyan Sofyan

(Mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris dan Dosen PG PAUD Universitas Ahmad Dahlan)

Belakangan ini banyak diperbincangkan kasus mengenai tidak adanya peran ayah dalam tumbuh kembang anak atau akrab dikenal dengan sebutan fatherless. Menurut Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti yang dikutip dari Antara, fatherless diartikan sebagai anak yang bertumbuh kembang tanpa kehadiran ayah atau anak yang mempunyai ayah tapi ayahnya tidak berperan maksimal dalam proses tumbuh kembang anak. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun 2021, sekitar 20,9% anak-anak di Indonesia tumbuh tanpa kehadiran ayah. 

Selain itu, menurut data Susenas pada tahun 2021 juga, 2,67% dari 30,83 juta jiwa anak usia dini tidak tinggal bersama ayah dan ibu kandung. Kemudian, 7,04% atau sekitar 2.170.702 anak usia dini hanya tinggal bersama ibu kandung. Tentu jumlah tersebut dapat menggambarkan bahwa banyak anak usia dini di Indonesia tidak mendapatkan peran ayah dalam hidupnya. Padahal, dapat dikatakan peran ayah sangat signifikan bagi anak. Satu hal yang pasti, fatherless ini muncul akibat dari peran ayah yang hilang dalam proses tumbuh kembang anak (Sumber: kompasiana 2024).

Banyak faktor yang menyebabkan fenomena fatherless itu bisa terjadi antara lain, kematian. Kasus fatherless tersebut membuat anak menjadi kurang percaya diri, rentan terlibat dalam pergaulan bebas, merasa dirinya tidak dicintai, dan juga membuat kesehatan mentalnya bermasalah. Dalam psikologis, kecemasan dan depresi menjadi dua masalah emosional yang umum dialami anak yang tumbuh tanpa sosok ayah. Selain itu, masalah akademik seperti nilai-nilai ujian atau tugas akan anjlok apabila seorang anak tumbuh tanpa kehadiran sesosok ayah (Sumber: kompasiana 2024).

Pengasuhan anak membutuhkan keterlibatan orangtua, yaitu ayah dan ibu, secara berimbang. Artinya, pengasuhan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab ibu, tetapi juga ayah. Namun, dalam kenyataanya banyak pengasuhan anak dalam keluarga tanpa kehadiran dan keterlibatan seorang ayah atau disebut fatherless. Padahal, kehadiran ayah dalam keluarga berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Keberadaan ayah secara stabil dalam kehidupan anak penting bagi perkembangan emosional anak karena dapat memberikan stabilitas, perlindungan, dan rasa aman. 

Ike Anggraika, psikolog dan staf pengajar di Laboratorium Life-span Development Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), seperti dikutip dari laman resmi UI, Kamis (11/4/2024), mengatakan, negara perlu membuat kebijakan yang mendukung keluarga sehingga dapat membantu menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan keluarga. "Ini termasuk dukungan untuk cuti bagi ayah dan fleksibilitas jam kerja," kata Ike.  Selain itu, negara juga dapat memperkuat program pendidikan yang menyoroti pentingnya peran ayah dalam kehidupan anak-anak. 

Ini dapat mencakup kampanye kesadaran, seminar, dan program pendidikan yang ditujukan untuk ayah tentang pentingnya keterlibatan aktif dalam pendidikan dan pengasuhan anak-anak mereka.Ike menyampaikan, fatherless merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan anak-anak yang dibesarkan tanpa kehadiran seorang ayah dalam keluarga mereka. Indonesia termasuk dalam deretan negara dengan tingkat fatherless tinggi (Sumber: kompasiana, 2024).

 Peran ayah dalam pengasuhan sangat penting untuk perkembangan anak. Kehadiran ayah yang aktif dan terlibat dalam kehidupan sehari-hari anak dapat membantu membentuk karakter yang kuat, rasa percaya diri, dan keterampilan sosial yang baik. Ayah yang peduli dan penuh kasih sayang juga memberikan rasa aman dan stabil bagi anak, yang penting untuk perkembangan emosional mereka. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki hubungan yang baik dengan ayah cenderung lebih sukses dalam akademik dan memiliki hubungan interpersonal yang lebih sehat. Selain itu, peran ayah dalam pengasuhan juga membantu dalam pembagian tanggung jawab keluarga yang lebih adil. 

Ketika ayah terlibat aktif dalam pengasuhan, ini tidak hanya meringankan beban ibu, tetapi juga menunjukkan kepada anak-anak nilai-nilai kesetaraan gender. Ayah yang terlibat dalam berbagai aspek kehidupan anak, mulai dari bermain, belajar, hingga kegiatan sehari-hari, memberikan contoh nyata tentang kerjasama dan saling mendukung dalam keluarga. Dengan demikian, peran ayah dalam pengasuhan tidak hanya penting untuk perkembangan anak, tetapi juga untuk kesejahteraan seluruh keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun