Tak lama setelah diwisuda, aku pulang ke Belitung dengan hati yang begitu senang. Ayah, ibu dan adik juga begitu bahagia menyambutku di depan rumah.
Saat aku melirik ke teras rumah, tak nampak motor kesayangan ayah warna merah. Aku pun bertanya:
"Dimana motor ayah ?"
"Tak kelihatan motor ayah ?"
Diam sejenak, akhirnya ayah bercerita sambil duduk di kursi panjang kayu, tanpa cat di teras rumah.
"Pada saat Rizal kuliah memasuki semester empat, ayah kena PHK di PN Timah"
"Saat Rizal memasuki semester enam, ayah tak sanggup lagi, membiayai kuliahmu, lantas terpaksa, ayah jual motor itu"
"Ayah tidak memberitahu Rizal, karena ayah tak mau mengganggu pikiranmu selama kuliah, agar kamu dapat belajar dengan baik dan tenang".
"Ayah tidak menghadiri wisudamu, bukan ayah ada tugas pekerjaan, namun ayah tak cukup biaya. Yang penting Rizal telah selesai kuliah dan punya wawasan, yang lebih bernilai ketimbang sebuah sepeda motor ayah"
"Lagi pula ayah bisa naik sepeda ke kedai kopi setelah kena PHK".
***