Mohon tunggu...
Kurnia Kris Andika
Kurnia Kris Andika Mohon Tunggu... Freelancer - saya suka saya suka

menuju tak terbatas dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mengatasi Kekeringan pada Sawah di Dusun Gejugan

20 April 2022   23:15 Diperbarui: 21 April 2022   03:48 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekeringan merupakan salah satu bencana yang merugikan bagi petani khususnya di daerah persawahan. Kekeringan menyebabkan terhambatnya kegiatan pertanian padi. Salah satu wilayah yang terdampak bencana kekeringan adalah dusun gejugan, desa cukilan, Kabupaten Semarang. 

Menurut bapak Bejo selaku kepala dusun, bencana kekeringan selalu menjadi momok tiap tahunnya khsusunya pada bulan juli - agustus. Kegiatan pertanian harus diatur seefesien mungkin, untuk meminimalisir terkena bencana kekeringan. 

Penanaman padi yang biasanya dapat ditanam 3-4 kali dalam setahun, di dusun gejugan hanya bisa dilakukan 2 kali setahun. Bapak Bejo menuturkan bahwa waktu pemanenan selalu ada yang dikorbankan. 

Saat musim tanam pertama, sebagian lahan harus dipanen awal sebagai lahan pembibitan musim tanam kedua, sedangkan musim tanam kedua, pemanenan biasanya dipanen beberapa hari sebelum waktunya agar tidak terdampak kekeringan. Oleh sebab itu, Mahasiswa KKN FPB UKSW ingin melakukan upaya agar hasil panen yang didapatkan maksimal.

Upaya/ projek yang dilakukan Mahasiswa KKN FPB UKSW dalam mengatasi kekeringan di dusun gejugan, desa cukilan adalah 1) Pembuatan sistem kalender tanam dan 2) Penyemaian padi menggunakan sistem dapog. 

  • Modul Sistem Kalender tanam

Modul sistem Kalender tanam merupakan upaya yang dapat membantu petani dalam menentukan awal pembajakan, awal tanam, waktu tanam, pemupukan, waktu panen, serta perubahan komoditas tanam. 

Dengan adanya kalender tanam, persiapan petani dan jadwal tanam lebih tertata. Dalam modul sistem kalender tanam pertama yang kami buat, musim tanam tetap seperti yang dilakukan petani dusun gejugan yakni 2kali setahun, yang membedakan hanya pada musim tanam keduanya yakni perubahan varietas yang tahan kekeringan. 

Musim tanam pertama tetap mengikuti kebiasaan petani dalam menentukan varietas yakni, ciherang, sunggal, dan unggul. Pada varietas kedua kami mencari beberapa varietas yang tahan kekeringan, genjah, dan mudah ditemukan yakni, situ bagendit, inpari 45 dirgahayu, inpago8, inpago 9, dan rindang 1 agritan. 

Tidak hanya memuat varietas saja, pada modul tersebut juga berisikan rekomendasi pemupukan dan kebutuhan hara yang dibutuhkan padi serta hasil panen yang didapatkan tiap varietas.

Pada sistem kalender kedua dilakukan perubahan komoditas tanam menjadi porang yang ditanam periode november-juli sehingga hanya dilakukan 1 kali tanam setahun.  

Pemilihan porang karena dapat dipanen dalam 3 bentuk yakni biji, katak, dan umbi. Katak porang yang biasanya dipakai untuk menanam porang memiliki masa dormansi 4 bulan sehingga bila ddipanen bulan juli, katak dapat bertahan hingga bulan november sesuai dengan musim tanamnya. 

Pada modul kalender tanam porang memuat awal persiapan lahan, awal tanam, waktu tanam, waktu panen (8bulan, 2tahun, dan 3 tahun), penentuan pemilihan bibit katak, rekomendasi hara dan pemupukan, dan pendapatan dan pengeluaran

Klender tanam sawah musim tanam 2/dokpri
Klender tanam sawah musim tanam 2/dokpri
Kalender tanam Porang/dokpri
Kalender tanam Porang/dokpri

Sosialisasi/dokpri
Sosialisasi/dokpri

Penyemaian sistem dapog

Pada musim tanam pertama, petani dusun gejugan harus mengorbankan sebagian lahannya untuk penyemaian padi musim tanam kedua. Hal ini menyebabkan hasil panen yang didapatkan kurang maksimal, oleh karena itu kami merekomendasikan suatu cara agar hasil panen pertama maksimal. 

Caranya adalah penyemaian sistem dapog. Penyemaian ini tidak perlu dilakukan di lahan sawah, cukup dilakukan di pekarangan rumah saja dan tidak memakan banyak tempat. Penyemaian padi dilakukan di suatu wadah/dapog yang berisikan media tanam campuran tanah, pupuk dan sekam. 

Penyemaian Padi di awali dengan pengondisian awal memisahkan padi hampa dengan padi bernas dengan cara perendaman air. Setelah dipisah, padi direndam air kurang lebih 24 jam. Padi yang telah direndam, diangkat dan dibiarkan tanpa terkena sinar matahari selama 24 jam. 

Padi yang sudah dibiarkan, ditebar merata ke atas media tanam yang sudah disiapkan lalu ditutup terpal selama kurang lebih 4 hari. Setelah itu terpal dibuka dan disiram air 1-2 kali sehari tergantung cuaca. Bibit padi dapat dipindah tanam 18 hari setelah semai.

Proses penyemaian sistem dapog (1)/dokpri
Proses penyemaian sistem dapog (1)/dokpri
Proses penyemaian sistem dapog (2)/dokpri
Proses penyemaian sistem dapog (2)/dokpri

Sesi foto Sosialisasi bersama warga dusun gejugan/dokpri
Sesi foto Sosialisasi bersama warga dusun gejugan/dokpri

Kedua upaya ini dibuat agar petani dusun gejugan tidak lagi melakukan panen dini dan mengorbankan sebagian lahannya untuk penyemaian. Harapannya dengan adanya 2 upaya ini dapat membantu meningkatkan hasil panen petani dusun gejugan. Terimaksih untuk pak bejo kepala dusun gejugan untuk wejangan dan ilmu yang diberikan selama KKN berlangsung.

Kelompok KKN beserta Bapak Bejo/dokpir
Kelompok KKN beserta Bapak Bejo/dokpir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun