Iklan merupakan pesan bersifat persuasif yang biasa dipromosikan melalui media periklanan seperti televisi, billboard, hingga media sosial. Dalam ekonomi yang digerakkan oleh pasar sebuah perusahaan membutuhkan iklan untuk bisa memperdagangkan barang dan jasa yang dimiliki baik domestik ataupun global (McPhail, 2014). Ketika sebuah perusahaan berkembang dan ingin mendunia maka kebutuhan akan periklanan akan semakin besar contohnya yang dilakukan oleh Durex. Durex adalah perusahaan yang memproduksi kondom yang mana kondom merupakan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan juga mencegah penyakit menular seksual. Durex pertama kali di produksi sejak tahun 1915 oleh The London Rubber Company (LRS) di Inggris dan sejak saat itu pencapaian Durex dalam perkembangan kondom sangat pesat hingga membawa Durex menyebar di 42 negara (Fauzi,A. 2014).
Di Indonesia produk kondom masih belum bisa secara aktif melakukan pemasaran. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia masih menganggap tabu kondom karena berkaitan dengan hubungan intim yang tidak layak untuk dibicarakan secara umum atau terbuka. Berangkat dari adanya hambatan tersebut perusahaan kondom yaitu Durex berusaha menyajikan iklan yang bersifat edukatif dan informatif sehingga masyarakat bisa dengan tepat mengetahui fungsi kondom.
Dalam usahanya untuk mencapai target pasar di Indonesia Durex memasarkan produknya dengan menggunakan strategi Marketing Public Relations berupa kampanye sosial sehingga dengan pendekatan ini Durex bisa menyampaikan produknya secara dewasa namun tanpa kesan vulgar. Kampanye Durex di Indonesia mengambil isu yang berkembang di masyarakat Indonesia salah satunya kampanye Earth Hour.
Berkat adanya Earth Hour Durex menciptakan kampanye #TurnOfftoTurnOn sehingga akan menunjukkan bahwa Durex prduk yang peduli lingkungan. Kampanye yang dilakukan Durex selain menonjolkan bahwa Durex peduli lingkungan juga memberi solusi atas isu sosial dalam memperbaiki komunikasi pasangan.
Kampanye #TurnOfftuTurnOn milik Durex memanfaatkan media sosial dan fitur hastag didalamnya sehingga akan memudahkan masyarakat mencari alur pembicaraan di media sosial. Selain kampanye, Durex juga membuat materi video berisi kisah pasangan yang memiliki kendala dalam komunikasi yang di unggah di Youtube dan dilengkapi dengan poster kampanye dengan kata-kata menarik. Berkat gebrakan Durex dalam mempromosikan produknya membawa Durex meningkatkan brand awareness produk Durex dan membantu kondom mengalami pertumbuhan pemasaran dengan pesat.
Di sepanjang jalan kondom dilukis di permukaan bergelombang jalan yang disertai dengan slogan "Durex -- With Knobs" sehingga dengan demikian iklan tersebut akan lebih berpotensi untuk memberikan edukasi bagi siswa dan meningkatkan literasi media serta kesehatan. Ketika literasi masyarakat meningkat mengenai kondom maka mereka akan menyadari bahwa kondom bisa menghindarkan penyakit menular seksual dan kehamilan sehingga pada akhirnya akan membawa kondom untuk mencapai target penjualan.
McPhail (2014) menyatakan bahwa pertumbuhan media komunikasi telah menghasilkan perimantaan akan ketersediaan biro iklan untuk mengembangkan minat beli sebuah produk yang diiklankan. Cara iklan perusahaan Durex dalam mempromosikan produknya sehingga berhasil membawa Durex meningkatkan brand awareness produk kondom merupakan sebuah bukti bahwa iklan adalah cara tepat sebuah perusahaan memasarkan produknya.
Berkat terobosan yang dilakukan oleh Durex contohnya membuat short movie, juga kampanye membawa Durex perlahan diterima oleh masyarakat Indonesia yang sebelumnya anti terhadap iklan-iklan produk yang dianggap tabu. Dari kampanye yang diberikan Durex persepsi masyarakat Indonesia secara tidak langsung digiring untuk berpikir bahwa Durex tidak hanya alat kontrasepsi melaikan produk yang peduli edukasi juga peduli akan kualitas lingkungan serta komunikasi pasangan di Indonesia.
Daftar Pustaka
Besrnswprogram.com. (n.d). 10 brilliantly creative condom ads.
Fauzi, Afsal. (2014). Sejarah kondom dari tahun 1915.
McPhail. T. (2014). Global Communication Theories, Stakeholder, and Thrends. UK: Willey Blackwell.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H