Mohon tunggu...
Kurnia Gus
Kurnia Gus Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis/Jurnalis

Aktivis, senang membaca dan menulis menyukai Seni..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Nonformal Sebagai Jalur Alternatif

14 Juli 2024   01:50 Diperbarui: 14 Juli 2024   12:56 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah persepsi yang berkembang di masyarakat luas mengenai pendidikan di sekolah adalah, apabila anak mereka tidak mau melanjutkan atau meneruskan di sekolah umum (formal), dianggap tidak sekolah atau malas belajar. Sehingga tidak akan sukses hidupnya di kemudian hari, dikarenakan putus sekolah di tengah jalan.

Padahal kesuksesan anak tergantung dari beberapa faktor yang dapat mendukung dan mempengaruhinya. Bisa dikarenakan faktor kemampuan atau skill, talenta atau bakat, kecerdasan dan attitude atau faktor-faktor lainnya.

Jika melihat data statistik dari halaman Badan Pusat Statistik Indonesia (BPSI), terakhir diperbarui pada tanggal 26 Mei 2024. Dimana jumlah anak putus sekolah di Indonesia pada tahun 2023 sebanyak 0.67 persen untuk jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD).

Sedangkan berdasarkan rilis yang dikutip dari Portal Kemendikbud Ristek, data  yang di keluarkan pada tanggal 30 November 2023 untuk Provinsi Banten. Tercatat jumlah Siswa Putus Sekolah adalah sebanyak 1.779 anak, tersebar pada 8 (delapan) Kabupaten/Kotamadya. Menurut Tingkat Tiap Provinsi Tahun 2023/2024 pada jenjang tingkat Sekolah Dasar (SD).

Input sumber gambar: download gambar data Badan Pusat Statistik Indonesia (BPSI)
Input sumber gambar: download gambar data Badan Pusat Statistik Indonesia (BPSI)

Meski terbilang kecil, namun data angka statistik anak putus sekolah tersebut diatas patut harus diperhatikan. Apabila jumlah tersebut tetap dipertahankan, maka dikhawatirkan timbul berbagai persoalan baru kedepannya nanti. Seperti meningkatnya pengangguran, kriminalitas, kemiskinan dan kenakalan remaja.

A. Tiga Jalur Pendidikan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Bahwa, terdapat 3 (tiga) jalur pendidikan di Indonesia yaitu: jalur pendidikan formal, jalur pendidikan nonformal, dan jalur pendidikan informal.

Jalur pendidikan formal, merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan sangat jelas, dengan memiliki jenjang pendidikan yaitu tingkatan SD, SMP, dan SMA.

Pada bagian ke-lima Pasal 26 ayat 1 UU Nomor 20 tahun 2003, tercantum mengenai Pendidikan nonformal. Diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan.

Kemudian pada bagian ke-enamnya yaitu Pasal 27 ayat 1  UU Nomor 20 tahun 2003. Mengenai kegiatan pendidikan informal, dilakukan oleh keluarga dan lingkungan, berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

B. Perbedaan Antara Pendidikan Formal, Nonformal dan Informal
Dilansir dari halaman blogger pijar sekolah.id, perbedaan dan ciri antara pendidikan formal, nonformal dan pendidikan informal adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan Formal
Merupakan jalur pendidikan yang pastinya kita sudah ketahui atau umum di Indonesia yaitu: pendidikan yang diselenggarakan seperti sekolah, dan memiliki tingkat pendidikan yaitu tingkat SD, SMP dan SMA. Dimana pada jalur pendidikan ini memiliki jenjang pendidikan yang terstruktur dan sangat jelas.

  • Ciri-ciri Pendidikan Formal :
    1. Terdapat kurikulum yang terstruktur
    2. Memiliki persyaratan tertentu
    3. Materi yang dipakai bersifat akademik
    4. Memakan waktu yang lama untuk proses pembelajaran
    5. Tenaga pembimbing / guru memenuhi kualifikasi tertentu
    6. Tempat pendidikan dari pemerintah atau swasta
    7. Harus mengikuti ujian untuk peserta didik
    8. Adanya peraturan berseragam
    9. Saat selesai menempuh jenjang pendidikan atau melanjutkan ke jenjang berikutnya membutuhkan ijazah sebagai peranan penting dalam penerimaan peserta didik.

2. Pendidikan Nonformal
Sistematika di luar sistem sekolah adalah bagian penting dari pendidikan Nonformal ini, kegiatan skala besar yang dilakukan secara mandiri atau untuk membantu siswa tertentu mencapai tujuan belajarnya. Berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan formal. Dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.

Sebagian besar pendidikan nonformal berlangsung pada anak usia dini. Misalnya, Taman Pendidikan Al Quran (TPA) yang diselenggarakan di masjid-masjid, atau sekolah minggu di gereja, berbagai kursus-kursus termasuk kursus musik, les dan banyak hal lagi.

  • Ciri-ciri Pendidikan Nonformal :
    1. Memiliki tujuan untuk mendapatkan keterampilan.
    2. Berfokus pada siswa bagaimana belajar secara mandiri, dapat mengontrol aktivitas belajar.
    3. Waktu pembelajaran tidak mempengaruhi
    4. Kurikulum fleksibel dan biasanya peserta didik yang menentukan
    5. Hubungan guru dan siswa bersifat mendatar
    6. Ijazah tidak terlalu penting untuk penerimaan siswa.

    Contoh Pendidikan Nonformal :
    1. Kelompok Belajar
    2. Tempat untuk penitipan anak
    3. Sanggar
    4. Tempat Kursus
    5. Majelis taklim
    6. Lembaga pelatihan khusus.

3. Pendidikan Informal
Pendidikan informal, merupakan metode pendidikan dari keluarga dan lingkungan tertentu, terhadap kegiatan belajar individu yang dilaksanakan dengan bertanggung jawab. Setelah lulus ujian, hasil pendidikan informal akan diperlakukan sama, dengan pendidikan formal dan pendidikan informal sesuai standar nasional pendidikan.

  • Ciri-ciri Pendidikan Informal :
      1. Lingkungan keluarga dapat dilakukan khusus untuk pendidikan informal
      2. Persyaratan khusus tidak berlaku
      3. Tidak perlu untuk mengikuti ujian yang diselenggarakan
      4. Keluarga dan lingkungan berperan penting dalam proses pendidikan
      5. Tidak berlakunya kurikulum
      6. Jenjang pendidikan /  tingkat pendidikan tidak berlaku dalam pendidikan informal
      7. Pendidikan informal dilakukan tanpa adanya batasan waktu dan ruang
      8. Guru pada pendidikan informal adalah orang tua
      9. Dalam pendidikan informal tidak adanya sistem manajemen yang terstruktur
    10. Tidak dibutuhkannya ijazah.

C. Pendidikan Nonformal Melengkapi Pendidikan Formal
Pendidikan formal saat ini mungkin telah berkembang dan meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, namun masih terdapat ruang untuk peningkatan. Banyak orang menganggap bahwa sistem pendidikan formal, belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak secara menyeluruh.

Beberapa persoalan yang sering muncul dalam pendidikan formal saat ini antara lain: kurangnya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja, kurangnya pengembangan keterampilan non-akademis seperti keterampilan soft skills, kurangnya pemberdayaan guru dan tenaga pendidik, serta ketidakmerataan akses terhadap pendidikan berkualitas.

Oleh karena itu, sebagai orangtua dan masyarakat, kita juga perlu turut berperan serta dalam mendukung pendidikan anak-anak kita. Pendekatan pendidikan holistik yang mencakup pendidikan formal, non-formal, dan informal dapat lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak kita. 

Mendukung kegiatan ekstrakurikuler, memberikan pengalaman belajar di luar kelas, dan memperhatikan perkembangan anak secara keseluruhan juga dapat membantu memastikan bahwa pendidikan anak-anak kita lebih holistik dan relevan dengan kebutuhan masa depan mereka.

Input sumber gambar: Pembelajaran di luar kelas peserta didik, koleksi ibu guru Ainul.
Input sumber gambar: Pembelajaran di luar kelas peserta didik, koleksi ibu guru Ainul.

Apakah pendidikan nonformal dapat memberikan harapan baru?
Pendidikan nonformal dapat memberikan harapan baru, karena memberikan kesempatan kepada individu yang mungkin tidak dapat mengakses pendidikan formal, untuk belajar dan meningkatkan keterampilan mereka. Pendidikan nonformal juga sering kali lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu, sehingga mereka dapat belajar sesuai dengan waktu dan kemampuan mereka.

Selain itu, pendidikan nonformal sering kali lebih terjangkau secara finansial daripada pendidikan formal, sehingga dapat menjadi solusi bagi individu yang memiliki keterbatasan ekonomi, namun tetap ingin meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka.

Dengan demikian, pendidikan nonformal dapat memberikan harapan baru bagi individu yang ingin terus belajar dan berkembang, meskipun mereka mungkin tidak memiliki akses atau kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal.

Bagaimana peran keduanya agar bisa saling melengkapi?
Pendidikan nonformal dapat memberikan harapan baru dengan menawarkan pendekatan pembelajaran yang lebih fleksibel, praktis, dan relevan dengan kebutuhan individu. Sementara pendidikan formal memberikan dasar pengetahuan yang kuat, sertifikasi resmi, dan akses ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

  • Keduanya dapat saling melengkapi dengan cara sebagai berikut:
    1. Pendidikan nonformal dapat dijadikan sebagai pelengkap untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan yang tidak diajarkan dalam pendidikan formal.
    2. Pendidikan nonformal dapat membantu individu untuk memperoleh keterampilan praktis dan pengalaman langsung yang tidak dapat diperoleh melalui pendidikan formal.
    3. Pendidikan nonformal dapat menjadi alternatif bagi individu yang kesulitan mengakses pendidikan formal, sehingga tetap dapat memperoleh pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan.
    4. Pendidikan nonformal dapat memberikan kesempatan kepada individu untuk belajar sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar masing-masing, sehingga dapat mengoptimalkan potensi dan minat mereka.

Dengan demikian, pendidikan nonformal dan pendidikan formal bisa saling melengkapi dalam menyediakan beragam kesempatan belajar dan pengembangan potensi bagi individu, sehingga membantu menciptakan harapan baru bagi mereka dalam meraih tujuan dan impian mereka.

D. Pentingnya Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal atau pendidikan masyarakat saat ini sangatlah penting, untuk memberikan kesempatan kepada individu yang tidak bisa mengakses pendidikan formal. Melalui pendidikan nonformal, mereka dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

Pendidikan nonformal juga memiliki peran penting dalam menjembatani kesenjangan pendidikan dan sosial, serta mendukung pembangunan masyarakat secara keseluruhan. Berbagai program pendidikan nonformal seperti pelatihan keterampilan, kursus bahasa, dan program kesetaraan pendidikan dapat membantu melengkapi kekurangan pendidikan formal.

Namun, pendidikan nonformal juga perlu terus ditingkatkan kualitasnya untuk dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi pesertanya. Diperlukan dukungan yang kuat dari pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat untuk memastikan bahwa pendidikan nonformal menjadi solusi yang efektif dalam memperluas akses pendidikan bagi semua kalangan.

Apakah pendidikan nonformal harus semakin diperkuat dan dikedepankan?
Dengan melihat kondisi saat ini di mana masih banyak masyarakat yang kesulitan mengakses pendidikan formal, baik karena keterbatasan finansial ataupun jarak, maka penguatan dan pemberdayaan pendidikan nonformal sangatlah penting. Pendidikan nonformal juga dapat menjadi solusi untuk mengatasi ketimpangan pendidikan dan membantu mengurangi angka buta aksara di masyarakat.

Oleh karena itu, penguatan pendidikan nonformal perlu dikedepankan dan didukung oleh pemerintah serta seluruh pemangku kepentingan. Dengan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pendidikan nonformal, diharapkan masyarakat dapat terus belajar dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara menyeluruh.

Sejauh mana pendidikan nonformal dapat melengkapi pendidikan formal demi memberikan pendidikan yang utuh bagi anak-anak?
Pendidikan nonformal dapat berperan penting dalam melengkapi pendidikan formal, demi memberikan pendidikan yang utuh bagi anak-anak.

Berikut adalah beberapa manfaat pendidikan nonformal dalam melengkapi pendidikan formal:


1. Pengembangan keterampilan tambahan: Pendidikan nonformal dapat memberikan kesempatan kepada anak-anak, untuk mengembangkan keterampilan tambahan di luar kurikulum formal seperti seni, musik, olahraga, atau keterampilan praktis lainnya.

2. Pengenalan dunia nyata: Melalui pendidikan nonformal, anak-anak dapat belajar tentang realitas kehidupan di luar lingkungan sekolah, memperoleh pengalaman langsung, dan memahami kompleksitas dunia nyata.

3. Penguatan karakter dan nilai-nilai: Pendidikan nonformal sering kali menekankan nilai-nilai moral, etika, dan tanggung jawab, yang dapat membantu memperkuat karakter anak-anak dan membentuk kepribadian yang lebih baik.

4. Pengembangan minat dan bakat: Anak-anak dapat mengeksplorasi minat dan bakat mereka melalui pendidikan nonformal, yang dapat membantu mereka menemukan potensi terpendam dan mengembangkan keahlian yang sesuai.

5. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan inovatif: Pendidikan nonformal sering kali mendorong anak-anak untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan masalah, yang merupakan keterampilan yang sangat penting dalam menghadapi tantangan di masa depan.

Dengan demikian, pendidikan nonformal dapat melengkapi pendidikan formal, dengan memberikan pengalaman dan pengetahuan tambahan yang mendukung perkembangan holistik anak-anak. Kombinasi antara pendidikan formal dan nonformal, dapat memberikan pendidikan yang lebih lengkap dan terpadu bagi anak-anak, sehingga mereka dapat siap menghadapi tantangan dunia modern dengan lebih baik.

E. Taman Bacaan dan Beberapa Solusi 
Kita menyadari bahwa antusiasme anak-anak dalam membaca dan datang ke taman baca adalah hal yang positif dan membanggakan. Hal ini menunjukkan minat mereka terhadap pengetahuan dan pembelajaran, serta kesadaran akan pentingnya literasi dalam perkembangan pribadi dan intelektual mereka. Ini juga menunjukkan bahwa upaya promosi literasi dan pendidikan di masyarakat, telah berhasil dan mendorong perkembangan potensi anak-anak secara positif.

Kondisi taman bacaan dan koleksinya mungkin banyak sepinya karena beberapa faktor seperti: kurangnya promosi, kurangnya fasilitas yang menarik, dan kurangnya kegiatan atau program yang menarik bagi anak-anak dan pelajar. Selain itu, mungkin juga karena kurangnya kesadaran akan pentingnya membaca di kalangan anak-anak dan pelajar.

Beberapa solusi untuk meningkatkan minat baca anak-anak dan pelajar di taman bacaan antara lain adalah:

1. Melakukan promosi secara aktif melalui media sosial atau media massa, poster, atau brosur agar lebih banyak orang mengetahui tentang keberadaan taman bacaan tersebut.
2. Mengadakan kegiatan atau program menarik seperti pertunjukan teater, baca dongeng, atau workshop untuk menarik minat anak-anak dan pelajar.
3. Menyediakan koleksi buku yang beragam dan menarik untuk semua usia, sehingga pengunjung memiliki banyak pilihan membaca.
4. Melibatkan orang tua dan sekolah untuk mendukung program-program membaca di taman bacaan.
5. Memperbarui fasilitas taman bacaan agar lebih nyaman dan menarik bagi pengunjung.

Dengan melakukan berbagai langkah di atas, diharapkan minat baca anak-anak dan pelajar di taman bacaan dapat meningkat dan taman bacaan tersebut dapat menjadi tempat yang ramai dikunjungi dan diminati oleh masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun