Mohon tunggu...
Kurnia Gus
Kurnia Gus Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis/Jurnalis

Aktivis, senang membaca dan menulis menyukai Seni..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Studi Kelayakan dan Solusi Penerapan ART

13 Juni 2024   01:30 Diperbarui: 13 Juni 2024   01:41 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Transportasi merupakan bagian terpenting dari kehidupan manusia, dimana moda transportasipun selalu berkembang dari masa ke masa. Tak bisa di pungkiri transportasi menjadi salah satu kunci peradaban manusia terlebih di era modern saat ini.

Tren transportasi darat di dunia saat ini sedang mengarah kepada elektrifikasi dan otomatisasi dari kendaraan. Hal tersebut muncul untuk menjawab tantangan yang ada pada dunia transportasi, yaitu tantangan terkait polusi udara, emisi gas rumah kaca serta isu keselamatan. Peran teknologi elektrik dan otomatisasi tersebut dapat diterapkan, baik untuk transportasi pribadi maupun transportasi masal.

Salah satu jenis kendaraan otonom yang berpotensi diterapkan di Indonesia adalah Autonomous-rail Rapid Transit (ART). Di Indonesia sendiri ART ini lebih dikenal sebagai Trem Otonom (TO) menurut sumber yang dikutip dari situs Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan.

Trem Otonom (TO) merupakan moda transportasi massal berbasis listrik dengan roda karet yang bergerak pada rel virtual dalam batas tertentu, serta menggunakan sistem otomatis, kontrol keselamatan dan persinyalan yang aktif. Menggabungkan karakteristik kereta (light rapid transit/LRT) dan bis (bus rapid transit/BRT).

Dimana ART ini sistem beroperasinya di atas jalan dengan menggunakan ban yang dipandu oleh lintasan yang disebut sebagai Virtual Track. Virtual Track itu sendiri berbentuk seperti garis marka jalan yang kemudian diidentifikasi oleh Trem Otonom dengan menggunakan teknologi otomatisasi. Teknologi tersebut mencakup Sensor Light Detection and Ranging (LiDAR) dan Global Positioning System (GPS).

ART MEMERLUKAN STUDI KELAYAKAN 

Kelebihan ART adalah tidak mengeluarkan emisi gas pada penggunaanya, tidak menimbulkan suara bising, memiliki sistem wireless yang tidak lagi memerlukan rangkaian listrik berupa kabel di atas jalur kereta, dan dapat menampung jumlah penumpang yang lebih banyak. Kendati demikian terdapat beberapa kelemahan dari ART,  yaitu dalam pengoperasiannya menyebabkan penurunan kecepatan untuk moda transportasi lainnya (bus dan mobil).

Jadi ketika dioperasikan pada kondisi lalu lintas campuran (mixed traffic), ART cenderung tertunda oleh gangguan di jalurnya dan berpotensi menyebabkan kemacetan bila tidak direncanakan dengan baik. ART juga dapat menyebabkan kerusakan atau menyebabkan sebuah kecelakaan, apabila tidak dibuatkan rambu lalu lintas yang jelas karena adanya konflik dengan pengguna jalan lain.

Kiranya diperlukan sebuah studi untuk mengembangkan Autonomous-rail Rapid Transit (ART) apabila memang akan diterapkan, terlebih dalam sebuah kota yang arus lalu lintasnya cukup padat. Beberapa studi dibawah ini kemungkinan diperlukan sebagai berikut:


1. Studi kelayakan teknis: Meliputi studi yang mendalam tentang teknologi yang akan digunakan dalam sistem ART, seperti infrastruktur, perangkat lunak dan perangkat keras, serta sistem kontrol otomatis. Studi ini penting untuk memastikan bahwa teknologi yang dipilih dapat beroperasi dengan baik dan aman.

2. Studi kelayakan finansial: Melibatkan analisis biaya dan pendapatan yang terkait dengan pembangunan dan operasionalisasi sistem ART. Studi ini membantu dalam menentukan kelayakan finansial proyek serta menilai potensi keuntungan dan risiko investasi. Dimana di setiap daerah tentunya tidak sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun