Mohon tunggu...
Kurnia Enjelita
Kurnia Enjelita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Unissula Fakultas Bahasa dan Ilmu Komunikasi Prodi Pendidikan Bahasa Inggris.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gen Z Membangun Masyarakat yang Inklusif dan Bertanggung Jawab

4 Januari 2024   21:18 Diperbarui: 4 Januari 2024   21:27 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

قَالُوْا سَمِعْنَا فَتًى يَّذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهٗٓ اِبْرٰهِيْمُۗ 

“Mereka (yang lain) berkata, “Kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela (berhala-berhala ini), namanya Ibrahim.”

Merujuk pada tafsir terbitan Kementerian Agama, menjelaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi ketika Nabi Ibrahim berusia 16 tahun dan belum diutus sebagai rasul. Tindakannya timbul dari dorongan kepercayaannya kepada Allah, yang didasari petunjuk kepada kebenaran yang telah dilimpahkan Allah kepadanya. Karakter lain dari Ibrahim muda ialah sikap lemah lembut. Meskipun ia tidak berhasil meyakinkan ayahnya untuk bertauhid, namun ia tetap memperlihatkan rasa hormat, sayang, dan kelembutan pada sang ayah. Nabi Ibrahim merupakan model remaja atau pemuda yang mempunyai pola pemikiran logis dan kritis. Karenanya, dengan semangat idealismenya tersebut ia menghancurkan berhala kaumnya, dan menyisakan satu berhala besar. Kejadian tersebut terekam pada jawaban Nabi Ibrahim saat ditanya mengenai hancurnya berhala rezim yang berkuasa dj Babilonia pada surat Al Anbiya ayat 63-64:

قَالَ بَلْ فَعَلَهٗ كَبِيْرُهُمْ هٰذَا فَسْـَٔلُوْهُمْ اِنْ كَانُوْا يَنْطِقُوْنَ 

فَرَجَعُوْٓا اِلٰٓى اَنْفُسِهِمْ فَقَالُوْٓا اِنَّكُمْ اَنْتُمُ الظّٰلِمُوْنَۙ 

“Dia (Ibrahim) menjawab, “Sebenarnya (patung) besar itu yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada mereka, jika mereka dapat berbicara. Maka mereka kembali kepada kesadaran mereka dan berkata, “Sesungguhnya kamulah yang menzalimi (diri sendiri).”

Kesimpulan yang dapat kita ambil, Generasi Z dengan semangatnya yang dinamis dan pandangan dunia yang progresif, telah menjadi kekuatan positif dalam membentuk masyarakat yang inklusif dan bertanggung jawab. Dengan kreativitas, empati, dan semangat mereka, Gen Z terus memimpin perubahan menuju masa depan yang lebih beradab, di mana keberagaman dihargai, dan tanggung jawab sosial menjadi pondasi dari interaksi manusia. Melalui upaya kolaboratif mereka, Gen Z membawa perubahan yang berarti dan membantu membangun dunia yang lebih baik untuk semua.

Generasi Z, dengan karakteristik uniknya, membawa sejumlah nilai inti yang perlu kita pahami dengan cermat. Pertanyaan yang muncul adalah: Apa sebenarnya nilai-nilai inti yang mendasari pandangan hidup Generasi Z?

Dalam menjawab pertanyaan ini, perlu kita telaah lebih lanjut tentang bagaimana nilai-nilai seperti keberagaman, inklusivitas, dan keadilan sosial menjadi landasan pemikiran mereka. Bagaimana nilai-nilai tersebut memengaruhi pandangan hidup Generasi Z menjadi hal yang krusial untuk dianalisis. Keterlibatan mereka dalam isu-isu keberagaman dan keadilan sosial menjadi cermin dari bagaimana nilai-nilai tersebut tidak hanya menjadi bagian dari identitas mereka, tetapi juga menjadi pendorong utama dalam membentuk perspektif mereka terhadap dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun