Kepemimpinan delegatif ini memberikan otonomi kepada bawahan dan membiarkan mereka menyelesaikan pekerjaan dengan caranya sendiri. Pengambilan keputusan terpusat pada anggota tim, dan tidak ada campur tangan atasan.
Pemimpin hanya berperan dalam fungsi monitoring terhadap kemajuan pekerjaan dan baru melibatkan diri apabila muncul masalah serius yang membutuhkan perannya. Model ini lebih dekat dengan gaya laissez-faire.
R4 (Readiness level: high)
Model kepemimpinan ini lebih tepat digunakan untuk situasi di mana anggota tim memiliki kompetensi tinggi sekaligus punya motivasi dan kepercayaan tinggi untuk mengambil tanggung jawab.Â
Kesimpulannya adalah bahwa seorang pemimpin yang efektif harus mampu mengetahui karakter dirinya dan pengikutnya serta memilih gaya kepemimpinan yang tepat sesuai dengan situasa terkini sehingga mampu mencapai tujuan dengan efektif.
Â
Daftar Pustaka :
International Business Research; Vol. 7, No. 9; 2014 ISSN 1913-9004 E-ISSN 1913-9012 Published by Canadian Center of Science and EducationÂ
Kathleen, H. W. (2009). The Myers-Briggs Type Indicator as a Tool for Leadership Development in Management Education Programs: What‟s Type Got to Do with It? Myers-Briggs Type Indicator as a Tool for Leadership Development.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H