Pemimpin “menjual” keputusan kepada anggota tim dan menjelaskan alasan mengapa keputusan tersebut penting, serta memastikan agar setiap orang memahami dan menerima keputusan tersebut. Dalam situasi ini, pemimpin mulai menerapkan komunikasi dua arah, mengembangkan hubungan, dan mendengarkan bawahan, meski kendali pengambilan keputusan tetap di tangan pemimpin.
R2 (Readiness level: moderate)
Model kepemimpinan ini lebih tepat digunakan untuk situasi di mana anggota tim memiliki kompetensi rendah namun punya motivasi dan kepercayaan tinggi untuk mengambil tanggung jawab. Gaya kepemimpinan ini masih bersifat leader-directed.
S3 (Participating-Supporting)
Gaya kepemimpinan ini ditandai dengan perilaku arahan rendah dan perilaku dukungan tinggi. Pemimpin sedikit memberikan instruksi dan lebih banyak memberikan dukungan dan bantuan kepada anggota tim.
Proses pengambilan keputusan menggunakan metode partisipatif untuk menghasilkan keputusan bersama. Bawahan dilibatkan dalam proses tersebut dan punya peran yang besar dalam menentukan keputusan.
Diskusi semakin terbuka terhadap ide, saran, dan kritik, di mana pemimpin menjadi pendengar yang baik bagi anggota tim. Kualitas hubungan pemimpin dan bawahan semakin baik berkat pendekatan komunikasi dua arah yang menggabungkan top-down dan bottom-up. Model ini lebih dekat dengan gaya demokratis.
R3 (Readiness level: moderate)
Model kepemimpinan ini lebih tepat digunakan untuk situasi di mana anggota tim memiliki kompetensi tinggi namun punya motivasi dan kepercayaan rendah untuk mengambil tanggung jawab. Gaya kepemimpinan ini sudah bergeser ke self-directed atau tidak diarahkan lagi oleh pemimpin.
S4 (Delegating-Monitoring)
Gaya kepemimpinan ini ditandai dengan perilaku arahan rendah dan perilaku dukungan rendah. Pemimpin tidak lagi melibatkan diri dalam tugas dan tanggung jawab.