Mohon tunggu...
Kurniadi Winaprasetya
Kurniadi Winaprasetya Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - CEO Welmor Rehabilitation And Neuro Restoration Engineering di Asem Baris Tebet, Cibubur dan Bogor

Saya menyukai hiking, camping, berenang, membaca dan berorganisasi. Bakat saya adalah bersemangat, pendengar aktif, komunikatif, aktif dan kreatif. Keahlian saya adalah Terapi neurologi untuk anak berkebutuhan khusus, stroke dan saraf terjepit. Nilai hidup saya adalah eling lan waspodo, teken tekun tekan, lemah teles dan andhap asor. Pendidikan terakhir sebagai Diploma 3 Okupasi terapi dan saat ini masih melanjutkan studi Sarjana psikologi di Universitas Mercubuana Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Effective Leadership

10 Oktober 2023   00:56 Diperbarui: 10 Oktober 2023   01:34 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Situational leadership model ini dikembangkan pertama kali oleh Ken Blanchard dan Paul Hersey dengan nama “Life Cycle Theory of Leadership” pada akhir dekade 1960-an. Kemudian teori ini berganti nama menjadi “Situational Leadership Theory”.

Gaya kepemimpinan yang paling efektif adalah yang paling tepat dengan situasi dan kondisi. Pemimpin yang sukses adalah mereka yang memiliki kemampuan beradaptasi dengan berbagai gaya kepemimpinan pada saat berbeda.

Model kepemimpinan situasional membedakan empat gaya pemimpin, yakni S1, S2, S3, S4, yang didasarkan pada perilaku arahan (directive behavior) dan perilaku dukungan (supportive behavior). Sedangkan situasinya ditentukan oleh tingkat kesiapan (readiness level) anggota tim, yakni R1, R2, R3, R4.

A. S1 (Telling-Directing)

Model kepemimpinan ini ditandai dengan perilaku arahan tinggi dan perilaku dukungan rendah. Pemimpin memiliki peran sentral dalam proses pengambilan keputusan tanpa melibatkan pengikut.

Pemimpin memberitahukan keputusan dan mengarahkan bawahan melalui instruksi dan kontrol yang ketat. Mereka menetapkan dengan rinci mengenai apa, bagaimana, dan kapan tugas-tugas harus diselesaikan oleh bawahan.

Dukungan pemimpin terhadap anggota sangat rendah dan nyaris tidak ada ruang bagi inisiatif dan kreativitas bawahan. Kepemimpinan ini menekankan pendekatan top-down, komunikasi satu arah, dan pengawasan atasan secara langsung terhadap pekerjaan. Model ini lebih dekat dengan gaya otokratik.

R1 (Readiness level: low)

Model kepemimpinan ini lebih tepat digunakan untuk situasi di mana anggota tim memiliki kompetensi (pengetahuan/keterampilan) rendah dan motivasi rendah untuk mengambil tanggung jawab. Karena itu, dibutuhkan pendekatan manajemen mikro atau leader-directed.

B. S2 (Selling-Coaching)

Gaya kepemimpinan ini ditandai dengan perilaku arahan tinggi dan perilaku dukungan tinggi. Pemimpin masih memegang peran sentral dalam pengambilan keputusan, namun ia juga memberikan dukungan penuh terhadap anggota tim, membantu membangun kepercayaan diri mereka, dan menyediakan bimbingan dalam menjalankan pekerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun