Kejadian ini bermula di tahun 2016 di hari kamis saat usia kami 17 tahun di mana ketika itu aku dan saudaraku yang berusia 18 tahun memutuskan untuk ikut berburu dengan tetanggaku di gunung wayang, gunung yang konon katanya memiliki banyak misteri.Â
Kami mulai berangkat pukul 10 siang, sebelumnya ketika kami berangkat kami merasakan seperti ada pirasat yg aneh ntah kenapa pada saat itu cuaca tiba-tiba sedikit mendung, di tambah suara nyaring dari jangkring semakin menambah kegelisahan akan tetapi tetangga ku bilang itu adalah hal yang biasa.
Pukul 13.00 kami tiba di sebuah tempat yang konon katanya tempat yg biasa orang- orang untuk berburu burung. Kami pun berburu sampai pukul 15.00. Ketika kami ingin pulang aku dan saudara ku meminta izin untuk kencing dan tetangga ku bilangÂ
" kalian kalo kencing harus minta izin atau permisi permisi dulu sebab ini kita ada di gunung".
Akan tetapi kami lupa untuk meminta izin kami kencing sembarangan, dan ya kejadian tak terduga pun terjadi tiba tiba ketika kami pergi menemui tetangga kami tiba tiba jalanya berubah dan kami tidak mengenali jalan tersebut.Â
Rasa panik mulai muncul , rasa ketakutan dan kegelisahan mulai muncul ketika kami berusaha mencari jalan dan tidak mengenal jalan tersebut di karnakan banyak pohon besar dan semak semak yg tidak pernah kami lihat ssbelumnya , semakin kami menyusuri jalan semakin bermunculan kabut kabut tebal dianatara kabut tersebut muncul sosok manusia yg berdiri dan menghampiri tiba tiba kami mendengar bisikan untuk menghadap ke belakang dan menjauhi sosok tersebut.
 dengan rasa gemetar kami pun mundur dan menghadap kebelakang sambil berjalan dengan rasa cemas , kami berusaha mencari jalan tak terasa air mata mengalir di sebabkan rasa takut kami di hadapkan dengan situasi yang mengerikan dimana banyak semak semak yg bergerak tanpa ada angin di dan kami melihat ada sosok di balik semak semak tersebut yang menoleh sambil tersenyum.
Ketika itu kami lihat di jam tangan kami waktu menunjukan pukul 8 mlm Kami pun melihat ada seorang nenek yang membawa tas gendongan , tapi kami tidak berani untuk mendekati karna kaki dari nenek tersebut tidak napak.
Kami hanya bisa terdiam , mulut terasa terkunci karna kami hanya tinggal berdua , kami sadar kami berada di lembah setan karna banyak mahluk tak lazim yang kami lihat , seolah olah kami di bawah ke dimensi mereka.
Kami berjalan terus dengan rasa takut , kami akhirnya  membaca surat surat pendek dan kami pada akhirnya menemukan gubuk yg mana akhirnya kami beritirahat sejenak, tiba tiba ada yang memegang pundak ku sambil membawa cerurit.
"Kek ampun kek tolong jangan apain apain kami, kami minta maaf kek , sambil nangis. Ujar kami".
Kakek disini pengen nunjukin kamu jalan keluar dari sini, di sini banyak siluman kamu meleng sedikit bisa tinggal selamanya kamu disini.
Akhirnya kami diantarkan seketika kabut pun menipis dan kami tiba tiba berada di pinggiran jalan, yang mana jalan tersebut berada di dekat dengan kampung kita. Dan kakek tersebut menghilang dan anehnya jam tangan kami menunjukan jam 15.30 padahal ketika kami berada di dlm menunjukan pukul 8 malam dan cuaca pun masih keliatan sore, ketika itu kami sadarkami di bawa ke dimensi lain, eetelah kejadian itu ada rasa trauma yang membekas, daei situ kami memiliki rasa cemas yg sering muncul tiba tiba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H