Lambat laun mereka berada dalam kondisi "tidak butuh syari'at" yang dampaknya berkurang minat mereka untuk mengkaji Islam. Pemuda muslim yang tidak mengkaji Islam akan kehilangan potensi mereka sebagai agen perubahan menuju kebangkitan Islam yang berarti kemenangan bagi kapitalisme.Â
Allah Swt. mencontohkan nabi Ibrahim as. sebagai pemuda yang taat kepada Allah dalam Q.S al-Anbiya ayat 60, "Mereka menjawab, 'Kami mendengar seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini, yang bernama Ibrahim".Â
Pemuda seperti inilah yang seharusnya ada di dalam diri tiap muslim, yakni pemuda yang seutuhnya mematuhi aturan Allah dan menjauhi yang dilarang-Nya. Oleh karena itu, dakwah untuk kembali kepada aturan Islam secara total harus senantiasa digaungkan kepada para pemuda agar mereka kembali pada identitas muslim dan mendapatkan kembali potensi mereka yang telah dirampas oleh kapitalisme.Â
Dengan demikian kebangkitan Islam bisa diraih dan kehidupan Islami yang jauh dari kerusakan adalah keniscayaan yang bisa untuk disegerakan. WalLahu 'a'lam bishowab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H