Buletin Kaffah No. 290 (23 Ramadhan 1444 H/14 April 2023 M)
Pada bulan Ramadhan yang agung ini, Israel kembali mempertontonkan kekejamannya terhadap Muslim Palestina ke hadapan dunia. Pada Rabu malam (5/4/2023) puluhan polisi Israel menyerbu Masjid al-Aqsha di Yerusalem Timur. Saat itu sekitar 20 ribu kaum Muslim sedang menunaikan shalat tarawih di dalamnya. Jamaah shalat ditembaki dengan gas air mata, dilempar granat kejut dan ditembaki peluru-peluru baja berlapis karet. Jamaah juga dipukuli agar mereka keluar dari dalam ruangan masjid. Sekitar 350 warga Muslim ditangkap dalam serangan brutal tersebut.
*Terus Berulang*
Sejak Januari sampai Maret 2023 sudah ada 83 warga Palestina yang meninggal akibat kekejaman Israel. Jika diakumulasikan, sejak 2008 sampai sekarang (2023) total korban jiwa dari pihak Palestina mencapai 6.263 orang. Dalam periode sama, total korban luka dari pihak Palestina mencapai 146.347 orang.
Dalam agresi militernya, Israel tidak memandang orang dewasa dan anak-anak atau warga lanjut usia, lelaki ataupun perempuan. Berdasarkan data Kantor Koordinasi Kemanusiaan PBB (OCHA UN) sejak 2008-2021, 21,8% korban jiwa di Palestina adalah anak-anak berusia kurang dari 18 tahun. Rinciannya, sebanyak 1.011 anak laki-laki dan 244 anak perempuan.
Kaum agresor Israel juga kerap menyerbu kamp-kamp pengungsian dan rumah warga dan menangkapi mereka tanpa dakwaan. Menurut Lembaga nirlaba Palestinian Prisoners' Club, pihak Israel telah menahan 2.200 warga Palestina sepanjang tahun ini, Tragisnya, sebagian besar penangkapan tersebut dilakukan selama bulan suci Ramadan.
*Hanya Retorika*
Terhadap aksi biadab Israel yang terus berulang, para pemimpin dunia Islam lagi-lagi hanya memberikan aksi retorika minus tindakan nyata. Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Hussein Brahim Taha pada Sabtu hanya memperingatkan bahwa kejahatan Israel di wilayah pendudukan Yerusalem Timur telah memicu kejahatan, ketegangan dan ketidakstabilan di kawasan.
Presiden Turki Recep Erdogan juga hanya mengecam tindakan Israel. "Turki tidak bisa diam di hadapan serangan ini. Menginjak-injak Masjid al-Aqsa adalah garis merah kita," kata Erdogan. "Palestina tidak sendirian," tambahnya.
Sungguh aneka pernyataan dan kecaman para pemimpin Dunia Islam yang membela Palestina adalah lagu lama yang terus diulang. Sama sekali tidak membuat Israel takut untuk mengulangi agresi mereka. Malah makin menjadi-jadi.
Negara Zionis Israel paham bahwa para pemimpin Dunia Islam hanya macan kertas. Israel tahu bahwa para pemimpin negeri-negeri Islam tidak akan pernah melakukan tindakan nyata membebaskan Palestina dari penindasan mereka. Kaum Yahudi itu hapal betul, tidak akan pernah ada pengiriman pasukan kaum Muslim untuk mengusik eksistensi negara Yahudi.Â