Dengan cara yang sama, para shahabat tidak hanya menjadi penyebar agama tetapi juga menjadi khalifah. Oleh karena itu, politik dan Islam menjadi satu. "Bila seseorang bisa memisahkan gula dari mAniesnya, ia akan bisa memisahkan Islam dari politik," kata KH. A. Wahab Hasbullah, menunjukkan hubungan Islam dengan negara (Fautanu et al., 2020). Pernyataan ini menunjukan bahwa islam dan politik atau agama dan negara itu adalah sesuatu yang tidak dapat di pisahkan satu sama lain.
REFERENSI
Anam, H. F. (2019). Politik Identitas Islam dan Pengaruhnya Terhadap Demokrasi di Indonesia. Politea, 2(2), 181. https://doi.org/10.21043/politea.v2i2.5953
Ardipandanto, A. (2023). Politik Identitas Pada Pemilu 2024. Info Singkat, XV(6), 1--5.
Farisa, F. C., & Galih, B. (2020). Ray Rangkuti: Luka akibat Politik Identitas Pilkada DKI 2017 Belum Sembuh. Kompas.Com. https://nasional.kompas.com/read/2020/08/14/08475971/ray-rangkuti-luka-akibat-politik-identitas-pilkada-dki-2017-belum-sembuh?page=all
Fautanu, I., M, B., & Gunawan, H. (2020). Politik Identitas dalam Pilkada DKI Jakarta Tahun 2017: Perspektif Pemikiran Politik Nurcholish Madjid. Politicon: Jurnal Ilmu Politik, 2(2), 87--112. https://doi.org/10.15575/politicon.v2i2.8146
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H