Mohon tunggu...
KURNIA ADI HANDONO
KURNIA ADI HANDONO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

menyajikan hal yang menarik hanya untuk anda :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Daftar Istilah Kebahasaan yang Menarik Banget

30 Januari 2024   11:55 Diperbarui: 30 Januari 2024   12:06 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai gengs, seperti yang diketahui bahawa dunia kebahasaan itu sangat luas, mulai dari bahasa lisan maupun tulis serta formal dan informal sering sekali digunakan. Lantas, sudah tahu belum istilah-istilah berikut ini?, yuk bersama kita mengenalnya.

Dan berikut ini daftar istilah kebahasaan yang wajib banget diketahui : )

1. Alih kode (code-switching)

Nah, yang pertama apakah kamu sering melakukan hal ini? kalau iya berarti kamu adalah orang yang suka mencampurkan lebih dari satu bahasa didalam suatu kalimat. Karena, alih kode merupakan fenomena penggunaan beberapa bahasa yang berbeda dalam suatu percakapan. Lebih mudahnya hal ini sering dikenal dalam penggunaan bahasa anak jaksel, seperti :

A : “kemarin, kamu ngapain aja?”

B : “Normally, aku sih pergi healing ke pantai.”

Contoh tadi dapat dilihat bahwa penggunaan kata normally dan healing yang berasal dari bahasa inggris dicampurkan kedalam percakapan berbahasa indonesia.

2. Basantara (lingua franca)

Kira-kira jika kamu paham bahasa indonesia serta bahasa inggris dan hendak berkomunikasi dengan seorang warga negara jepang yang bisa berbahasa inggris maka kalian akan memakai bahasa apa? (pastinya bahasa inggris lah …)

pertanyaan barusan adalah sedikit gambaran tentang apa itu basantara. Secara istilah ini adalah bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi oleh dua kelompok yang berbeda karena masing-masing memiliki bahasa yang lain. Jadi, fungsinya memiliki peran sebagai bahasa penghubung.

3. Bilingual 

sumber : speakt.com
sumber : speakt.com

Berapa banyak bahasa yang kamu kuasai? Kalau kamu bisa menggunakan dua bahasa maka bisa dibilang kamu adalah bilingual. Dan tahukah kamu?, kebanyakan orang indonesia memiliki kemapuan ini. Bahkan, ada banyak orang juga yang bisa menguasai banyak bahasa atau multilingual. Lebih lanjut, mereka yang memiliki kemampuan menguasai paling sedikit 4 bahasa biasanya dikenal sebagai poliglot. Tetapi, ada juga orang yang hanya bisa menguasai satu bahasa yang disebut monolingual.

 

4. Diglosia  

Diglosia ialah suatu situasi bahasa di mana terdapat pembagian fungsional atas variasi-variasi bahasa atau bahasa-bahasa yang ada di masyarakat. Lantas apa maksudnya? Coba lihat contoh berikut :

 

A : silahkan, saya membelikan ini untuk anda.

 

B : nih, gua beliin ini buat loe.

 

Kedua kalimat tadi memiliki maksud yang sama namun dapat dilihat bahwa bentuk point A lebih sopan dibandingkan B yang lebih santai. Nah bentuk pertama adalah formal yang sopan biasanya digunakan pada situasi tertentu semisal : pidato pejabat, rapat perusahaan, saat ujian sekolah, dan lain-lain. Sementara, kebalikannya yakni informal yang lebih santai dan bebas karena sering dipakai pada teman sebaya, orang yang telah dikenal akrab, maupun orang yang memiliki posisi lebih tinggi kepada di bawah nya.

 

5. Homonim, Homofon, Homograf

Untuk istilah yang berikutnya ini sangat erat kaitannya dengan kata dalam suatu bahasa, lebih mudahnya bacalah kalimat ini : 

Bisa ular bisa membunuh mangsanya.

 

Mari kita langsung fokus ke kedua kata bisa diatas, keduannya memiliki pelafalan yang sama persis dan jelas termasuk juga penulisannya, tetapi keduanya memiliki maksud yang berbeda. Kata bisa yang pertama merujuk pada racun dari ular sementara bisa yang kedua bermakna dapat. Jadi kalau begitu, homonim merupakan kata yang mempunyai persamaan dalam bentuk tulisan maupun ketika diucapkan namun memiliki arti berbeda. Contoh kata yang termasuk homonim adalah : hak (pada sepatu) & hak (milik), bulan (satelit bumi) & bulan (kalender), dan genting (darurat) & genting (atap).

 

Berikutnya homofon, ini hampir sama dengan sebelumnya tetapi persamaan yang dimiliki hanya terbatas pada bunyi pengucapannya saja. Semisal :

 

Bang toyib pergi ke bank

 

Untuk keduanya memiliki pelafalan yang sama, namun bang yang pertama berarti mas atau kakak sedangkan bank ialah tempat menabung. Bentuk lainnya dapat dijumpai pada kata : massa (kumpulan banyak orang disuatu tempat) dan masa (waktu).

 

Kemudian homograf, pada istilah ini suatu kata memiliki persamaan pada bentuk penulisannya namun memiliki makna tidak sama, seperti :

 

Per harinya, paman menjual per ditoko.

 

Kata per awal berarti tiap-tiap dan selanjutnya bermakna pegas. Contoh bentuk lain dapat ditemui pada kata kecap (bumbu makanan) & kecap (gerakan mulut) dan apel (buah) & apel (upacara).

 

6. Majas

Majas merupakan gaya bahasa dalam pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup. Majas memiliki banyak jenis dan secara umum di bagi kedalam 4 kategori, diantaranya : 

a. Majas perbandingan

majas ini membandingkan atau menyandingkan antara satu objek dengan objek lainnya. Didalamnya berisi beberapa jenis majas diantaranya :

  • Majas Personifikasi dikenal sebgai majas yang membandingkan antara manusia dengan benda mati, seolah-olah benda tersebut memiliki sifat layaknya manusia. Contoh: Deburan ombak memecah karang.
  • Majas Metafora memakai analogi atau perumpamaan terhadap dua hal yang berbeda. Contoh: Anak itu dikenal sebagai kutu buku di kelasnya.
  • Majas Metonimia menyatakan suatu hal dengan memakai kata lain yang punya keterkaitan (misalnya sebuah merek dagang). Contoh: Jamaah haji Indonesia pergi ke Makkah menggunakan Garuda.
  • Majas Asosiasi digunakan untuk membandingkan perasaan atau emosi dengan suatu objek, simbol, atau situasi yang berbeda. Contoh: Suara hujan mengingatkanku pada kesegaran dan ketenangan.
  • Majas Hiperbola menggunakan ungkapan yang berlebihan dan tidak masuk akal. Contoh: Dentuman itu menggelegar membelah angkasa.
  • Majas Simile digunakan untuk membandingkan dua hal yang berbeda, menggunakan kata ‘seperti’ atau ‘sebagai’. Contoh: Kulitnya putih seperti salju.

b. Majas sindiran

Majas ini dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan maksud menyindir. Bentuk majas ini dapat berupa :

  • Majas Ironi ini digunakan dengan cara menyembunyikan fakta dan mengatakan hal yang sebaliknya. Contoh: Suaranya sangat merdu sekali seperti kaset kusut.
  • Majas Sarkasme bisa dikatakan sebagai majas sindiran yang kasar. Contoh: Putih benar wajah kamu, sampai bisa aku sendoki bedaknya
  • Majas Satire adalah gaya bahasa yang mengandung penolakan, kritik, atau sindiran terhadap suatu gagasan, kebiasaan, atau ideologi. Namun, penyampaiannya dibalut dengan komedi atau sebagai bahan candaan. Contoh: Ya Tuhan, soal semudah ini saja kamu tidak bisa menyelesaikannya?

c. Majas penegasan

Majas ini digunakan untuk menegaskan suatu hal. Majas ini terdiri dari :

  • Majas Pleonasme adalah majas yang menambahkan keterangan pada kalimat yang sudah jelas (sebenarnya tidak diperlukan). Contoh: Dia sudah turun ke bawah.
  • Majas Repetisi merupakan majas pengulangan kata, frasa, atau klausa untuk mempertegas maksudnya. Contoh: Awas, tunggu kedatanganku besok! Tunggu!
  • Majas Paralelismemenggunakan pengulangan kata. Pengulangan ini memiliki struktur, ritme, atau gaya yang sama untuk menekankan ide atau perasaan. Contoh: Siang hari adalah untuk bekerja, malam hari adalah untuk beristirahat.

d. Majas pertentangan

Majas ini berfungsi untuk mempertentangkan satu hal dengan lainnya. contoh majas ini bisa berupa :

  • Majas Antitesis adalah majas yang menggunakan dua kata berlawanan untuk mengungkapkan suatu pertentangan. Contoh: Dia adalah cahaya dalam kegelapan, juga bayangan dalam cahaya.
  • Majas Litotes menggunakan ungkapan penurunan kualitas untuk merendahkan diri. Contoh: Silakan datang ke gubukku yang kumuh.
  • Majas Paradoks mengandung pertentangan antara kenyataan dengan fakta yang ada, tapi pada kenyataannya mengandung kebenaran. Contoh: Daerah ini tandus, tetapi penduduknya makmur.
  • Majas Oksimoron adalah gaya bahasa yang mengandung kata-kata berlawanan dalam satu kalimat. Contoh: Kini, di hatiku bercampur baur antara perasaan cinta dan benci.
  • Majas Sinekdoke menyebutkan sebagian untuk seluruh bagian, atau sebaliknya. Contoh: Semua mata tertuju padaku, membuatku gugup selama pertunjukan.

7. Mutual-intelligibility

sumber : lighthouseonline.com
sumber : lighthouseonline.com

Mutual-intelligibility atau kesalingpahaman mengacu pada hubungan antara bahasa-bahasa atau dialek-dialek yang penuturnya dapat saling memahami tanpa harus sengaja mempelajarinya meski bahasa atau dialek tersebut memiliki perbedaan ragam, tetapi masih berkaitan satu sama lain. Lebih mudahnya, anda tidak mempelajari bahasa tersebut namun mengerti maksud dari sipenutur bahasa tersebut. Iya ini bisa dibilang aneh bin ajaib dalam fenomena kebahasaan karena tidak semua bahasa bisa memilikinya. Contohnya ketika mendengarkan percakapan dalam animasi upin ipin maupun boboiboy tentunya kita sebagian besar memahami apa maksudnya tanpa harus memahami takarirnya. Nah kalau begitu adanya kesamaan anatara kedua bahasa yang berbeda inilah yang dimiliki malaysia, singapura, brunei (bahasa melayu) dengan indonesia (bahasa indonesia). Bentuk lainnya dapat dilihat dalam beberapa bahasa seperti rumpun bahasa latin spanyol dan italia (begitu pula sebaliknya) serta bahasa-bahasa lainnya.

 

8. Peyorasi dan Ameliorasi

Dalam dunia kebahasaan, suatu kata dapat berkembang menjadi bermakna lebih buruk dengan kata yang serupa dari makna awal aslinya, hal ini disebut peyorasi. untuk lebih memahaminya perhatikan contoh berikut : 

  • Karena keadaan darurat terpaksa dia dikawinkan. (Kata kawin merupakan peyorasi dari kata nikah)
  • Dia terpaksa menjadi babu untuk keluarganya (kata babu merupakan peyorasi dari kata pembantu)

Selanjutnya, jika peyorasi bermakna negatif maka ameliorasi memiliki arti yang jauh lebih positif, adapun contohnya ialah :

  • Seorang tuna wisma tidur dibawah jembatan. (kata tuna wisma merupakan ameliorasi dari kata gelandangan)
  • Temannya bekerja sebagai pramusaji di suatu rumah makan. (kata pramusaji merupakan ameliorasi dari kata belayan)

9. Polisemi 

Apakah anda masih ingat tentang homonim, homofon dan homograf pada point sebelumnya? Kenapa demikian? Itu karena polisemi hampir memiliki kesamaan dengan itu semua. Polisemi dapat dipahami sebagai relasi makna antarkata yang sering digunakan dalam beberapa kalimat atau konteks yang berbeda, atau suatu makna yang memiliki makna lebih dari satu. Lebih mudahnya, satu kata memiliki banyak arti. Contohnya : Akar. Iyap, kata ini memiliki lebih dari satu makna.


 A : akar pohon ini dapat dijual untuk obat
 (akar sebagai bagian dari tanaman)
 B : akar masalah ini bermula dari perbuatannya
 (akar sebagai awal, ujung, maupun dasar akan suatu hal)

Oke itu dia beberapa istilah kebahasaan yang dapat membuatmu terlihat lebih ahli dalam dunia kebahasaan jika memahami semuanya.
Terakhir, di antara ke 9 point barusan, yang mana kah point paling menarik menurut anda? (tulis jawabannya dikomentar)
 
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun