Jarang dari mereka yang menerima pendapat dari anak dan menjadi orang tua yang membuat anak merasa diterima tanpa mereka sadari. Dengan demikian generasi dibawahnya dapat mengalami trauma tanpa benar-benar terluka secara fisik.
Selanjutnya, keturunan generasi Millennials & generasi Z lah yang menjadi 'generasi kedua' dari trauma tersebut, menanggung bekas luka tanpa luka. Padahal, hal-hal kaku dan mengekang tersebut sudah kurang mempan diberlakukan, terutama kepada Gen Z.Â
Memang zaman sudah berbeda dan tekanan yang membentuk pola pikir pun bergeser. Melihat hal tersebut, anak yang diasuh sedemikian rupa baik akan menjadikan anak yang percaya diri serta terlatih bekerjasama dan mengungkapkan pendapat.Â
Mereka yang terbiasa dilibatkan dalam diskusi keluarga dan menjadi bagian penting dari sebuah keluarga bukan hanya berperan sebagai anak akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat secara mental tidak seperti yang dilakukan oleh generasi sebelumnya.
Maka dari itu penting bagi kita untuk memutus rantai pola asuh yang kurang baik dan bercermin kepada hal positif yang mampu diterapkan pada pola asuh masa kini. Lalu, atasi dan kenalilah trauma diri kita masing-masing, jika kita tidak mengatasinya, secara tidak sengaja kita akan mewariskannya ke generasi berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H