Di sisi lain, aplikasi ini juga dinilai mampu menghibur dan menjadi bentuk dari "self therapy" dimana Tik tok mampu memberikan kelegaan dari emosi negatif, masalah, atau situasi yang kurang kita inginkan. Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Dana Goetz, seorang psikolog klinis dalam tulisannya The Psychology of TikTok (2020).
Melihat hal tersebut, memang tidak dapat dipungkiri bahwa aplikasi Tik tok ini juga memiliki banyak manfaat dan menjadi inspirasi dari berbagai aspek. Lalu, haruskah kita berhenti menggunakan TikTok?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H