Mohon tunggu...
Kurnia ApriyaniGulo
Kurnia ApriyaniGulo Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca, Menulis, Menonton, Travelling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 1.3.a.8 Visi Guru Penggerak

28 Oktober 2022   23:45 Diperbarui: 28 Oktober 2022   23:52 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Shalom, Salam Sejahtera bagi kita semua,
Om Swastyastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan,
Rahayu

Perkenalkan saya "Kurnia Apriyani Gulo, S.Pd" Calon Guru Penggerak dari SMA Negeri 1 Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, Provinsi Sumatra Utara.  Pada kesempatan ini saya akan membuat sebuah artikel yang bertujuan untuk melengkapi tugas modul 1.3.a.8 Koneksi Antar Materi 1.1, 1.2 dan 1.3

Hal yang sudah saya pahami mengenai kaitan peran pendidik dalam mewujudkan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Profil Pelajar Pancasila pada murid-muridnya dengan paradigma inkuiri apresiatif (IA) di sekolah adalah bahwa pada dasarnya Filosofi Pendidikan menurut KHD adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya.  

FILOSOFI KHD

Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak, KHD mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun. Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani atau pak tukang kebun di lahan yang telah disediakan. 

Anak-anak itu bagaikan bulir-bulir jagung yang ditanam. Bila biji jagung ditempatkan di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit jagung yang kurang baik (kurang berkualitas) dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pak tani.  

Demikian sebaliknya, meskipun biji jagung itu disemai adalah bibit berkualitas baik namun tumbuh di lahan yang gersang dan tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari serta 'tangan dingin' pak tani, maka biji jagung itu mungkin tumbuh namun tidak akan optimal.

Dalam proses "menuntun", anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai 'pamong' dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang 'pamong' dapat memberikan 'tuntunan' agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. 

Anak juga secara sadar memahami bahwa kemerdekaan dirinya juga mempengaruhi kemerdekaan anak lain. Oleh sebab itu, tuntutan seorang guru mampu mengelola dirinya untuk hidup bersama dengan orang lain (menjadi manusia dan anggota masyarakat).

Sehingga semboyan dari KHD itu adalah TRILOGI PENDIDIKAN "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani".

NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK 

Sehubungan dengan hal tersebut guru sebagai pamong hendaknya memiliki nilai-nilai dan peran sebagai guru penggerak. Yang nantinya dengan nilai ini dapat membentuk murid yang berprofil pancasila.  Ada 6 Profil Pelajar Pancasila yaitu : 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif.

Nilai yang dimaksud adalah :

1. Berpusat pada murid

2. Mandiri

3.  Reflektif

4. Kolaboratif

5.  Inovatif.

Sedang peran yang dimaksud adalah :

1. Menjadi Pemimpin Pembelajaran

2. Menjadi Coach bagi guru lain

3. Mendorong kolaborasi

4. Mewujudkan kepemimpinan murid

5. Menggerakan komunitas praktisi

VISI GURU PENGGERAK
Untuk mewujudkan semua itu seorang guru penggerak harus menjadi insan yang VISIONER. Dengan Visi yang kuat dan menyentuh hati akan memberikan semangat dan motivasi intrinsik bagi kita dan setiap orang yang membacanya menjadi sangat bersemangat dalam mencapai Tujuan/Visi tersebut.  

Untuk dapat mewujudkan visi sekolah Visi pribadi dan melakukan proses perubahan, maka perlu sebuah pendekatan atau paradigma. Pendekatan ini dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan. Jika diibaratkan seperti seorang pelari yang memiliki tujuan mencapai garis " finish", maka ia butuh peralatan yang mendukung selama berlatih seperti alat olahraga. 

Dalam pembelajaran kali ini, kita akan mengeksplorasi paradigma yang disebut Inkuiri Apresiatif (IA). IA dikenal sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. 

Tahapan dalam IA dalam Bahasa Indonesia disebut dengan BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi ). Inkuiri Apresiatif menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi dan aset organisasi.

Dengan demikian, dalam implementasinya, IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi menapak pada tahap selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan.

Jadi pada dasarnya untuk mewujudkan Perubahan yang positif dalam dunia Pendidikan yang seturut dengan Filosofi Bapak Ki Hajar Dewantara dibutuhkan Peran dan Nilai sebagai guru penggerak yang mampu menggerakan komunitas praktisi untuk mewujudkan Visi yang menggugah semangat.  

Untuk dapat mewujudkan visi  dan melakukan proses perubahan tersebut  maka perlu sebuah pendekatan atau paradigma. Pendekatan ini dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan.  Pendekatan yang dimaksud adalah Inkuiri Apresiatif.  Tahapan IA dalam Bahasa Indonesia disebut dengan BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi ).

2. Revisi dan rumuskan dengan penuh keyakinan, visi yang telah Bapak/Ibu buat berdasarkan jawaban pertanyaan diatas, ke dalam sebuah VISI yang membuat Bapak/Ibu bersemangat ketika membacanya, dan menggerakkan hati setiap orang yang membacanya!

VISI SAYA SEBAGAI PENDIDIK
Menjadi Guru yang Semakin Profesional dan Berdampak dalam membentuk Murid  Yang Kreatif, Mandiri, Berpikir Kritis, Peduli dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

PRAKARSA PERUBAHAN
Mewujudkan Murid  Yang Kreatif, Mandiri, Berpikir Kritis, Peduli dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui Pembelajaran yang berpusat pada Murid.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun