Susi Pudjiastuti tidak ada dalam kabinet kerja jilid II. Banyak masyarakat kecewa. Menteri kelautan dan perikanan diisi oleh Edhy Prabowo. Satu hal lain yang membuat publik terbelalak seolah tidak percaya, masuknya nama Prabowo sebagai pembantu Jokowi, dipercaya menjadi  Menteri Pertahanan.Â
Rangganya Cinta yang sedang di New York, di tengah-tengah sibuk melayani pengunjung kafenya, mungkin akan bertanya-tanya kepada dirinya sendiri perihal kabar yang baru saja sampai ke kupingnya. Bukan tentang Ada Apa dengan Cinta? Tetapi ada Ada Apa dengan Jokowi?
Prabowo kemarin ada pada barisan 'nyinyir' oposisi, rival Jokowi di pilpres, pertarungan yang melelahkan pikiran dan tenaga. Akhirnya ia kalah. Orang-orang mengira setelah kekalahannya dua kali kesempatan secara berturut-turut oleh satu orang yang sama, Prabowo akan fokus pada kuda-kudanya. Ternyata perkiraan itu meleset jauh, justru di luar dugaan Prabowo melakukan manuver dan masuk ke dalam pelukan Jokowi. Prabowo menjelma menjadi oposisi yang tidak dirindukan.
Beginilah (mungkin) kisah itu bermula, suatu hari Prabowo sedang pusing hebat, kepalanya terasa ingin pecah, sebab lagi-lagi kalah pilpres dan saat mengajukan gugatan ke MK, gugatannya ditolak. Prabowo pun memilih liburan di tempat sepi dan terpencil seorang diri.
Di bibir pantai, ia tenggelam dalam perenungan, ombak terus bergerak menjilat kakinya, suara ombak bersahutan dengan desau angin, pemandangan senja memanjakan mata. Prabowo merenungi perjuangannya selama ini. Ia seolah-olah tidak percaya dirinya kalah dalam dua edisi pilpres di negara tercinta ini.
Apa yang salah denganku? Apa yang membuat masyarakat sehingga lebih memilih dia daripada aku? Lalu di mana keadilan Tuhan? Pertanyaan-pertanyaan itu tebersit dalam dirinya seolah-olah masih belum bisa menerima kenyataan yang ada.
Suasana pantai yang diharapkan bisa membuat pikirannya tenang, tidaklah mempan. Ibarat minum obat berkali-kali tapi belum sembuh juga. Akhirnya Prabowo ingin kembali ke penginapan mumpung malam belum juga tiba.Â
Ia sudah beranjak dari posisinya semula. Bahkan kakinya sudah mengayun beberapa langkah. Tiba-tiba ia berhenti, dan melihat lampu ajaib bergerak disapu oleh ombak, sampai ke bibir pantai. Prabowo tercengang melihat benda itu. Ia semula mengira itu hanya barang antik peninggalan zaman dahulu.
Seperti mendapat durian runtuh, Prabowo pun mendekati benda itu yang mulai ditinggalkan ombak. Dengan tangannya yang besar di masa muda sering digunakan memegang senjata, meraih benda tersebut. Ia semakin takjub melihat ukiran pada permukaan benda itu.Â
Ia tidak punya pikiran bahwa di dalam benda itu ada jin. Jin yang pernah bertuan seorang tokoh fiksi bernama Aladin. Bahkan Prabowo tidak punya pemikiran ke arah sana, sehingga tidak menyangkut pautkan hal itu. Memang kemarin perhatiannya terlalu sibuk soal pilpres sehingga tidak menonton film Aladin yang sedang tayang di bioskop.
Ketika tangannya sedang meraba-raba permukaan lampu ajaib itu. Seketika muncul kepulan asap, membuatnya terheran-heran dan sempat gemetar. Ia memerhatikan asap yang bergerak, lama-lama membesar dan menjadi sosok asing bagi Prabowo, ialah jin dan langsung memberikan sapaan kepada Prabowo yang masih bengong seolah tidak percaya apa yang telah disaksikannya.
Jin bertubuh besar tidak dimakan usia, sosoknya masih sama ketika di zaman Aladin, meminta pada Prabowo untuk mengajukan tiga permintaan saja. Perlahan-lahan Prabowo berhasil mengusir kecanggungannya, apa yang tampak di kedua matanya benar-benar adalah kenyataan dan bagian dari keberuntungan hidup. Ia sadar bahwa telah dihadapkan peristiwa ajaib.
Prabowo tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Sejenak berpikir kemudian mengajukan 3 permintaan sekaligus. (1) Beri aku jabatan yang tidak pernah ada dalam hidupku selama ini. (2) Bawa aku ke istana. (3) Aku ingin bahagia.Â
Sebenarnya tiga pertanyaan itu  mengarah kepada keinginan Prabowo untuk menjadi Presiden. Sayangnya jin ini kurang membaca banyak karya-karya sastra. Sehingga tidak terlalu paham simbol-simbol yang mesti ditafsirkan dengan jeli agar memahami maksud yang sebenarnya.
Dan akhirnya Jin mengabulkan tiga permintaan itu, sesuai dengan penafsirannya sendiri. Prabowo diberi jabatan yang tidak pernah dilakukan sebelumnya, yakni menjadi menteri pertahanan. Prabowo benar-benar ke istana, setelah mendapat undangan Jokowi, dan Prabowo bahagia oleh semua ini. Walaupun keinginan yang sebenarnya menjadi Presiden.
Berkat pertemuan Prabowo dengan Jin yang baik hati itu, kompatriotnya di Gerindra; Edhy Prabowo ikut-ikutan dianungai keajaiban hidup. Dipercaya menggantikan Susi Pudjiastuti, padahal selama menjadi menteri Susi betul-betul getol bekerja kerja dan juga salah satu menteri yang dicintai rakyat.Â
Bahkan jauh-jauh hari Susi digadang-gadang tetap bertahan dalam kabinet bersama beberapa menteri lainnya yang kerjanya juga memuaskan. Sampai di sini Rangga yang sedang meracik Capuccino kembali bertanya; Sehebat apa sih Edhy Prabowo si oposisi tiba-tiba dipercaya menggantikan posisi Susi?
Rangga benar-benar tidak menduga ending daripada pilpres kemarin bakal seperti yang kita lihat sekarang ini. Ending ini sangat tak disangka-sangka. Bahkan lebih mengejutkan daripada ending dalam drama-drama Korea. Terakhir ketika Rangga meminta pelayan untuk mengantar capuccino ke pelanggan di meja 36 B, lagi-lagi pertanyaan muncul di dalam hatinya; Entah Apa yang Merasukimu, Jokowi?
"Kita jangan terlalu buru-buru menghakimi. Maksud Jokowi dengan kejutan-kejutan di kabinetnya semoga baik. Namun bagaimana jika ada sosok-sosok yang mendiktenya dalam pemilihan menteri itu?" Kalimat ini tidak terucap lagi di dalam hati, tetapi dilisankan.Â
Pelayan yang masih di dekatnya heran; "Saya mendengar kau menyebut Jokowi."
Rangga baru sadar ia tidak fokus gara-gara pengumuman kabinet kerja jilid II. "Ah, kau salah dengar Bung. Saya tidak menyebut Jokowi. Saya menyebut nama Cinta."
"Ada Apa dengan Cinta?" Tanya pelayan itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H