Dalam rahim Ibu
Tuhan mengutus malaikat
untuk menemaniku yang kesepian.
Suatu senja di pelataran rumah
Ibu mengusap perut buncitnya
senyumnya merekah ketika akuÂ
menendang.
Tiba-tiba malaikat menghentikanÂ
gerakanku yang sedangÂ
bermain-main dengan Ibu.
Olehnya dituntujukkan jalan hidup
 yang akan kutempuh ketika di dunia.
Aku melihat kelak akan jadi begini
dan menikahi perempuan begitu.
Sayang sekali ketika akuÂ
keluar dari rahim Ibu
resmi menjadi penghuni dunia fana
segala ingatanku tentangÂ
jalan hidup itu lenyap.
Jadinya aku hanya bisa meraba-raba
hingga kujatuhkan pilihan
pada dunia matematika.
Belakangan kusadariÂ
aku adalah elangÂ
hidup di kandang ayam
harusnya aku terbang tinggiÂ
di angkasa
mengibarkan sajak-sajak
bukan berkutat dalam kandang
bersanggama dengan angka-angkaÂ
yang tak bisa membuatkuÂ
mencapai orgasme.
Majene, 2 Mei 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H