TEKA-TEKIPENDIDIKAN
Selama kakek pensiun
selain sibuk menunggu maut
ia juga menghabiskan waktunya membuat teka-teki silang.
Aku disuruh mengisinya,
apabila benar semua
kakek akan memberiku hadiah.
Terlalu mudah bagiku,
malah aku senyum-senyum menjawabnya.
Sembilan menurun terdiri lima kotak.
Solois wanita berbakat Indonesia,
maka ku jawab "RAISA"
Pada akhirnya tersisah satu lagi
namun kewalahan ku jawab
aku lama memikirkan itu
ku baca kembali petunjukknya.
"Budi seorang atlet,
kerap mengharumkan nama sekolah,
tapi keteteran dalam pelajaran lain,
banyak nilainya tidak memenuhi,
sehingga Budi tinggal kelas dua kali,
padahal etika dan etiket Budi baik,
model pendidikan apakah  di sekolah Budi?"
Aku tidak bisa menjawab.
berkata kakek, "Itu adalah model pendidikan penyembah nilai"
maka pada sebelas mendatar
terdiri dari tujuh kotak,
kutulis kata "PINCANG".
IRONIPENDIDIKAN
di sekolah
sejatinya aku nakal
tidak pintar-pintar amat
sering buat masalah
saat menerima rapor
mataku terbelalak
di sana tercetak jelas
aku dapat rangking dua
teman-temanku heran
aku lebih-lebih heran
kuduga wali kelasku keliru
ternyata katanya sudah benar
sayangnya aku merasa tak berhak
suatu hari ku-tahulah penyebabnya
nilai-nilaiku dimanipulasi
wali kelasku sendiri
harusnya aku dapat C
malah diberi nilai A
hanya karena ia dekat
dengan orang tuaku
"seperti inikah wajah pendidikan?"
aku bertanya pada bayanganku sendiri
yang tak mengerti tentang nepotisme
POTRETPENDIDIKAN
Maka kutunjukkan kau
salah satu potret
yang kutemukan ketika
aku masih sekolah.
Di dalam potret itu
guruku berdiri di depan kelas
raut wajahnya tegas
memegang sehimpun kertas
itu adalah bahan ajar
Ia memerintahkan pada kami
untuk mem-fotocopy bahan ajar itu
apabila tidak, maka minggu depan
tidak boleh masuk kelas
Aku tidak punya uang
menuruti perintahnya
pada akhirnya aku
tidak masuk kelas.
"Potret ini kau kasi nama apa?"
kamu bertanya.
"Ini adalah potret pendidikan pincang
yang matanya picek," aku menjawab.
Maret 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H