Film ini menjadi salah satu film dengan rating tertinggi di IMDb dan menjadi favorit banyak orang. Film ini disutradarai oleh Frank Darabont dan dirilis pada tahun 1994.Â
Film ini didasarkan novel karya penulis ternama Stephen King dengan judul Rita Hayworth and Shawshank Redemption.Â
Ya! Stephen King! Siapa sangka penulis yang terkenal dengan cerita horornya juga dapat menulis cerita prison drama hangat dengan sangat apik.
Hingga kini film Shawshank Redemption masih menjadi favorit banyak orang, bahkan sering disebut-sebut sebagai film terbaik sepanjang masa.Â
Tidak tanggung-tanggung film ini mendapatkan rating 9,3 di IMDb dan skor 91% Tomatometer di Rotten Tomatoes serta skor dari penonton sebesar 98%.
Penulisan Cerita yang Apik
Secara garis besar film ini menceritakan Andy Dufresne yang dijatuhi hukuman penjara atas pembunuhan yang tidak ia lakukan. Di penjara ia mendapat banyak pelajaran, teman-teman serta makna hidup yang baru.Â
Film ini berhasil mengaduk-aduk emosi penontonnya dengan alur cerita dan konflik yang dialami tokoh-tokohnya, namun disaat yang bersamaan juga terasa sangat hangat.Â
Persahabatan, pembunuhan, simpati, korupsi dan kecurangan digambarkan dengan baik dalam film ini. Bahkan sinematografinya tidak kalah dengan film-film zaman sekarang.
Film ini juga mengangkat beberapa isu sosial yang cukup sering ditemukan seperti kurangnya perlindungan terhadap lansia mantan narapidana, pelecehan seksual dan tindakan korupsi.
Karakter Andy Dufresne yang diperankan oleh Tim Robbins dan Red yang diperankan oleh Morgan Freeman menjadi tokoh penting dan paling dikenang oleh penonton.
Mereka menjadi contoh akan kuatnya persahabatan dalam melewati masa-masa sulit dalam hidup.
Biografi Stephen King
Stephen King selaku penulis dari novel Rita Hayworth and Shawshank Redemption adalah seorang penulis kontemporer asal Amerika Serikat yang sangat terkenal.Â
Ia berasal dari Portland, Maine, Amerika Serikat dan lahir pada 21 September 1947. Ia kerap kali menerima berbagai penghargaan atas karyanya, seperti World Fatsy Award, Bram Stoker Award, dan British Fantasy Society. Ayahnya bekerja sebagai seorang nelayan bernama Donald Edwin King.Â
Setelah rilis cukup lama diketahui bahwa Stephen tidak pernah mendapatkan royalti dari novelnya yang diadaptasi tersebut.Â
Bukan karena konflik, namun Stephen memang secara sengaja tidak mencairkan royalti tersebut dan malah mengembalikannya kepada sang sutradara Frank Darabont.Â
Gagal Dalam Box Office
Selain itu, film ini juga masuk nominasi Oscar tahun 1995 yakni: Best Picture untuk Niki Marvin, Best Actor in a Leading Role (Morgan Freeman), Best Writing, Screenplay Based on Material Previously Produced or Published (Frank Darabont), Best Cinematography (Roger Deakins), serta Best Sound (Robert J. Litt, Elliot Tyson, Michael Herbick, Willie D. Burton).Â
Meskipun mendapat rating tinggi hingga pernah mendapat nominasi Oscar, film ini gagal dalam box office. Film ini meraup keuntungan sebesar 28 juta dolar, padahal biaya produksinya sebesar 25 juta dolar.Â
Hal tersebut diperkirakan karena film ini kalah saing dengan film populer yang juga tayang pada waktu yang sama yaitu Pulp Fiction (Quentin Tarantino) dan Forrest Gump (Robert Zemeckis). Meski begitu film ini tetap menjadi salah satu aset paling berharga dalam arsip Warner Bros yaitu memiliki nilai sebesar Rp 21,8 Triliun.
Secara pribadi film ini merupakan film yang dapat membuat kita merasakan pentingnya hidup dan persahabatan. Film ini memberikan ending cerita yang sangat memuaskan dan menyentuh.
Film ini dapat kalian tonton di layanan streaming Netflix. Selamat menonton !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H